Tadi kita membaca dua bagian Firman Tuhan yang pertama adalah awal sekali Yesus melayani dicatat di dalam Markus 1. Berita yang dikumandangkan oleh Yesus, khotbah Yesus ketika Dia mulai pelayanan adalah “Bertobatlah sebab Kerajaan Allah, Kerajaan Sorga itu sudah dekat”. Berbicara tentang Kerajaan Allah/ Kerajaan Sorga. Dan kemudian bagian yang kedua tadi kita baca adalah hari-hari terakhir/ waktu-waktu terakhir Yesus ada di tengah-tengah dunia sebelum Dia naik ke Sorga. Di dalam Kisah Para Rasul Dia kembali lagi mengajarkan berkenaan Kerajaan Allah. 40 hari terakhir Yesus ada di dunia ini Dia mengajarkan berkenaan dengan Kerajaan Allah.
Kita harus tahu ini adalah hal yang sangat penting yang Yesus utamakan di dalam hidupNya. Seluruh fokus pelayanan dari Kristus adalah tentang Kerajaan Allah. Dan sebenarnya ini juga tema besar dari seluruh Alkitab. Kalau kita membaca Firman Tuhan dari depan sampai belakang maka kita akan menemukan satu tema besar yang menyatukan seluruh Firman Tuhan ini adalah Kerajaan Allah. Di mulai dengan penciptaan, Allah menciptakan Taman Eden. Taman Eden, sengaja sekali disebutkan di situ dan Allah menempatkan Adam dan Hawa –manusia pertama– itu di Taman Eden. Yang punya taman pada waktu itu hanya Raja. Ini mau menunjukkan bahwa Tuhanlah Raja atas bumi ini, Tuhanlah Raja atas dunia ciptaan ini. Dan Tuhan itu menempatkan manusia untuk menjadi wakilnya mengelola/ memelihara taman itu. Melayani Tuhan di dalam taman itu, itu adalah adalah rencana Allah bagi manusia.
Kemudian kita bisa melihat dari seluruh Perjanjian Lama bagaimana Tuhan itu menyatakan pimpinanNya, KerajaanNya atas Kerajaan Israel, atas umat Tuhan. Dan kemudian masuk dalam Perjanjian Baru, di dalam pelayanan Yesus dimulai dengan berita tentang Kerajaan Allah dan kemudian sampai akhir Yesus masih tetap mengajarkan tentang Kerajaan Allah. Dan kalau kita melanjutkan baca maka kita akan menemukan di surat Wahyu itu akan menjadi klimaks bagaimana Kerajaan Allah itu digenapi. Bagaimana Kerajaan Allah itu akan benar-benar mutlak ada di atas muka bumi ini. Tidak ada lagi yang akan melawan Allah. Tidak ada lagi dosa. Tidak ada lagi kejahatan, tidak ada lagi dosa maut dstnya yang melawan Kerajaan Allah ini. Maka kita melihat dari seluruh Alkitab dari awal sampai itu adalah tentang Kerajaan Allah. Pelayanan Yesus dari awal sampai akhir itu adalah tentang Kerajaan Allah. Biarlah hidup kita, kita juga memperhatikan ini.
Kalau Tuhan mengutamakan hal ini, masak yang Tuhan utamakan, kita abaikan. Kalau Tuhan mengutamakan berkenaan dengan KerajaanNya dan kemudian Dia melakukan segala sesuatu itu adalah untuk KerajaanNya, masak-an kita hidup di tengah-tengah dunia ini, kita yang dicipta oleh Dia, apalagi kita yang ditebus oleh Dia, masak-an kita hidup untuk diri kita sendiri, masak-an kita hidup untuk kerajaan kita sendiri. Masak-an kita hidup untuk mengatur hidup kita dan kita tidak memperdulikan apa yang terjadi dengan Kerajaan Allah. Kita tidak memperdulikan apa yang terjadi dengan pelayanan –pekerjaan Tuhan–. Tuhan sedang kerja apa, saya tidak peduli. Yang penting saya punya kehidupan yang baik. Saya punya kehidupan yang lebih nyaman.Saya punya kehidupan yang lebih mapan. Saya punya jaminan keamanan bagi hidup saya. Apakah itu yang kita kerjakan?.
Saya mau mengajak Bapak/Ibu melihat dalam Kisah Para Rasul 1:4-8. Ini adalah percakapan terakhir dari Kristus dengan para muridNya atau di dalam Kisah Para Rasul, ini mulai disebut sebagai Rasul-RasulNya. 40 hari terakhir Yesus itu berbicara tentang Kerajaan Allah. Kita bisa melihat hal ini, sesuatu yang diutamakan/ dipentingkan oleh Kristus sendiri. Dan bagaimana Yesus mengajarkan berkenaan dengan Kerajaan Allah?. Bapak/Ibu bisa melihat dari Injil Lukas bagian yang terakhir. Kisah Para Rasul dan Lukas ditulis oleh orang yang sama, ditulis oleh Lukas. Setelah Yesus bangkit, apa yang dilakukan oleh Kristus? Injil Lukas mencatat di dalam Lukas 24:25-27, 44. Kalau kita mau mengkaitkan dua bagian ini, Lukas 24 mencatat tentang apa yang dikerjakan oleh Yesus di hari-hari terakhirNya, dia menjelaskan seluruh PL kepada para muridnya. Di dalam Kisah Para Rasul dikatakan bahwa Dia mengajarkan Kerajaan Allah kepada para muridNya. Maka dua hal ini adalah dua hal yang sama. Kristus mengajarkan mengenai Kerajaan Allah. Bagaimana Kristus mengajarkan tentang Kerajaan Allah itu? Yaitu melalui Kitab Suci. Bagaimana Kristus menjelaskan tentang seluruh Kerajaan Allah itu? Melalui kitab Taurat, Kitab para Nabi dan Mazmur/ Kitab tulisan-tulisan. Orang Israel membagi Perjanjian Lama di dalam 3 kelompok besar ini: yang pertama adalah Taurat (5 Kitab Musa), kemudian Kitab Nabi-Nabi dan Kitab Puisi/ Kitab Tulisan-Tulisan yang diwakili oleh Mazmur. Seluruh PL dikatakan oleh Yesus bicara tentang Dia/ Kristus. Maka kalau kita mau kaitkan lagi dengan Kisah Para Rasul tadi, Kerajaan Allah itu sebenarnya bicara tentang Kristus. Kerajaan Allah itu apa/ lebih tepatnya siapa? Kerajaan Allah itu adalah Kristus sendiri. Kerajaan Allah itu dimulai dari Kristus dan nanti akan digenapkan di dalam Kristus. Kalau Bapak/Ibu mempelajari seluruh Kitab Suci, Bapak/Ibu akan melihat hal ini. Surat Kolose, Surat Efesus misalnya menyatakan seluruh dunia ciptaan ini diciptakan di dalam Kristus, diciptakan oleh Kristus. Dan kemudian kita melihat, bahwa Kristus itu akan dijadikan Kepala dari segala ciptaan bukan hanya kepala Gereja tetapi kepala dari seluruh dunia ciptaan ini. Kristuslah yang akan diutamakan nantinya. Maka bicara mengenai Kerajaan Allah itu bicara berkenaan dengan Kristus. Bapak/Ibu, kalau ini penting, bagi Tuhan ini adalah sesuatu yang penting maka bagi kita itu harusnya menjadi sesuatu hal yang penting. Tetapi masalahnya Ketika Kristus mengajarkan hal ini kita melihat muncul satu problem di dalam Kis 1: 6. Setelah Yesus menjelaskan berkenaan dengan Kerajaan Allah, berkenaan dengan diriNya, berkenaan dengan seluruh PL maka respon para murid itu menunjukkan bahwa para murid tidak mengerti berkenaan dengan hal ini.
Ayat 6: Maka bertanyalah mereka “Maukah Engkau pada masa ini memulihkan Kerajaan bagi Israel?”. Saya akan menyoroti dua masalah yang muncul dari pertanyaan ini. Yang pertama adalah ketika para murid bertanya tentang memulihkan Kerajaan Israel; ini menunjukkan kegagalan dari para murid memahami rencana besar Allah di dalam Perjanjian Lama. Kalau kita membaca Perjanjian Lama, maka kita akan menemukan bahwa memang Tuhan membangkitkan satu umat bagi diriNya sendiri dari keturunan Abraham, itu menjadi bangsa Israel. Kerajaan Israel itu memang ada di dalam Perjanjian Israel. Kerajaan Israel itu seharusnya menjadi model bagi bangsa-bangsa lain. Kerajaan Israel itu diberikan oleh Tuhan di atas muka bumi ini untuk menjadi anakNya yang sulung, kalau kita membaca di dalam Perjanjian Lama. AnakNya yang sulung itu artinya Tuhan mau ada anak-anak yang lain bukan cuma Israel. Harusnya ada anak-anak yang lain, ada bangsa-bangsa lain yang melihat hidup dari orang Israel ini kemudian mereka mau menjadi percaya, mereka tertarik kepada Tuhan dan mereka kemudian mau percaya kepada Tuhan, menyembah Tuhan dan menjadi anak-anak Tuhan juga. Harusnya itu yang terjadi. Tapi nyatanya orang Israel tidak hidup seperti yang diperintahkan Tuhan kepada mereka. Akhirnya anak sulung inipun harus dihukum, harus dibuang. Kerajaan Israel Utara itu dihancurkan oleh Asyur, disebar oleh Asyur sehingga sulit lagi untuk ditelusuri lagi silsilahnya. Sedangkan Kerajaan Selatan itu dihukum oleh Tuhan, meskipun dihukum tetapi Tuhan berjanji kepada Daud tidak akan menghabiskan sama sekali. Maka ini dihukum, di buang ke Babel tapi 70 tahun kemudian dikembalikan oleh Tuhan. Nah, inilah yang dimengerti oleh para murid.
Para murid itu mengerti Firman Tuhan, mereka mengerti bahwa Tuhan pernah janji, Tuhan akan pulihkan Kerajaan Israel. Kita tentu ingat Minggu Palem, Yesus itu diarak masuk ke kota Yerusalem. Dan mereka mengarak Yesus itu persis seperti mereka mengarak Salomo, anak Daud yang dinobatkan menjadi Raja, naik keledai muda, disoraki oleh rakyat. Dan sorakkannya sungguh-sungguh adalah sebenarnya sorakan suatu penobatan. Yesus itu mau dijadikan Raja masuk ke Yerusalem. Mereka menanti-nantikan apakah ini Mesias, Raja yang dijanjikan oleh Tuhan akan memulihkan Kerajaan Israel tapi nyatanya Yesus tidak kunjung menyatakan diriNya sebagai Raja. Bahkan 1 minggu kemudian Dia disalibkan. Ketika Dia disalibkan, kita tahu bagaimana para murid itu hancur, bagaimana para murid itu kecewa, mereka menjadi ketakutan dstnya. Tapi ketika Yesus bangkit, harapan mereka pulih lagi. Dan sekarang 40 hari kemudian, kalau Bapak/Ibu membayangkan jadi para murid; ketika Yesus ditangkap, mereka mungkin pikir itu juga akhir dari hidup mereka. Kalau guruNya ditangkap, murid-muridNya pun juga akan ikut ditangkap. Kalau guruNya dihukum mati sangat mungkin mereka juga akan dihukum mati. Mereka betul-betul habis, mereka pikir pengharapan mereka akan Kristus itu sudah selesai karena Kristus gagal.
Tapi ketika Kristus bangkit, satu harapan muncul lagi apalagi Yesus menyatakan diri berulang-ulang kepada mereka. Dan kemudian Kristus itu juga mengadakan tanda-tanda kepada mereka, bahkan Kristus menjanjikan lagi bahwa pekerjaanNya itu akan dilanjutkan oleh mereka. Maka di dalam 40 hari pengharapan mereka itu muncul lagi semakin kuat lagi, dan mereka pikir ini sekarang saatnya Yesus itu menjadi Raja, memulihkan Kerajaan bagi Israel. Bapak/Ibu ini kegagalan para murid mengerti rencana besar Allah di dalam Perjanjian Lama. Mereka pikir yang akan diselamatkan itu hanya bangsa mereka saja. Mereka pikir bahwa Israel itu eksklusif, akan diselamatkan oleh Tuhan, bangsa-bangsa lain itu akan dihukum. Kita mungkin juga punya kesalahan yang sama. Kita mungkin juga pikir bahwa gereja menjadi sesuatu yang begitu penting. Kita ingin diistimewakan, kita ingin mendapatkan pusat perhatian Tuhan. Kita tidak ingin Tuhan mengalihkan wajahNya ke tempat yang lain dan memberkati tempat-tempat yang lain. Kita berdoa untuk gereja kita. Kita berdoa untuk orang-orang Kristen. Kita berdoa supaya Tuhan itu boleh memberkati kita. Tetapi apakah kita juga berdoa bagi orang-orang di luar sana yang mungkin juga Tuhan akan selamatkan. Bangsa Israel gagal melihat hal ini. Bangsa Israel cuma melihat bahwa diri mereka penting. Tuhan sudah berfirman kepada mereka; memberikan Taurat kepada mereka; memberikan nabi-nabi kepada mereka; itu artinya bahwa mereka diperhatikan oleh Tuhan tapi mereka gagal untuk melihat bahwa mereka diberikan seluruh anugerah itu supaya mereka menjadi model/ contoh bagi bangsa-bangsa di sekitar mereka.
Bagaimana dengan kita, ketika kita ada di tempat ini; ketika kita bergereja; ketika kita hidup sebagai orang-orang yang kita mengaku kita mengenal Tuhan; apakah kita gagal juga seperti para murid ini gagal. Apakah kita melihat bahwa Tuhan itu harus memperhatikan saya, Tuhan harus memberkati saya, saya ini yang penting; kami ini yang lebih penting daripada orang-orang yang lain. Atau kita tahu, bahwa Tuhan memberikan itu semua kepada kita supaya kita boleh menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang-orang yang lain.Tugas/bagian kita itu bukan untuk mendapatkan seluruh perhatian Tuhan karena kita adalah gereja. Tapi bagian kita sebenarnya kalau Tuhan sudah memberikan seluruh anugerah itu, adalah untuk membagikan/memberikan itu kepada orang-orang yang belum percaya.
Ini kegagalan pertama dari para murid, mereka cuma memperhatikan Kerajaan Israel, mereka cuma memperhatikan diri mereka sendiri. Nanti kita lihat Israel ini pelan-pelan akan ditinggalkan Tuhan. Tahun 70 akhirnya bahkan Bait Allah yang mereka sangat bangga-banggakan itu, yang merupakan sentral dari ibadah mereka itu harus hancur. Pelan-pelan ditinggalkan oleh Tuhan, karena bangsa Israel ini tidak mengerti apa yang Tuhan inginkan dari mereka. Kita boleh kumpulkan orang sebanyak-banyaknya, kita boleh ajak orang, Injili orang untuk mereka datang beribadah di gereja kita, kita harus kerjakan itu. Tapi jangan berhenti di situ saja karena kehendak Tuhan bagi kita sebenarnya adalah mengutus orang-orang itu ke tengah-tengah dunia ini bukan cuma kumpulkan orang. Gereja hari ini kumpulkan orang sebanyak-banyaknya. Tapi berapa banyak orang yang mau diutus keluar? Berapa banyak orang yang mau pergi keluar mengerjakan kehendak Allah? Saya berharap gereja ini boleh penuh dengan orang, boleh penuh dengan jiwa-jiwa, boleh penuh dengan jemaat. Tapi saya juga berharap banyak dari jemaat di tempat ini yang diutus pergi untuk memberitakan Injil. Diutus pergi untuk menjadi saksi Kristus. Bukankah itu yang Tuhan inginkan? Kegagalan pertama: cuma melihat diri sendiri saja, mengganggap diri eksklusif di hadapan Tuhan.
Kesalahan yang kedua adalah pertanyaan: Maukah Engkau pada masa ini..? Kapan Tuhan? Kapan, sekarang ya?, itu pertanyaan mereka. Kita juga sering gagal seperti ini. Kita ingin cepat, kita ingin instan. Kita ingin segala sesuatunya itu secepat-cepatnya. Kita pikir kalau bisa dikerjakan dengan lebih cepat maka itu akan lebih baik. Beberapa hal iya, tapi ada beberapa hal lain yang tidak bisa dikerjakan dengan cepat. Dan khususnya berkenaan dengan Kerajaan Allah. Ini adalah suatu hal yang kita tidak bisa kerjakan dengan cepat-cepat, karena Allah punya cara kerjanya sendiri. Hati-hati, kalau kita mau mengerjakan segala sesuatu dengan cepat. Misalnya kita mau ini cepat penuh, gereja ini bagaimana caranya supaya cepat penuh?. Gampang, Bapak/Ibu bikin lembaran pujian itu, terus kasih bagian yang bisa disobek, kasih nomor undian. Kalau datang lagi minggu depan bisa dapat hadiah. Nanti cepat penuh. Mudah. Untuk mendatangkan orang itu gampang. Kalau kita mau serba cepat, mau gereja ini penuh dengan cepat, gampang. Lakukan saja seperti yang dilakukan oleh dunia ini, menarik orang, itu akan mudah sekali. Tapi bagi Tuhan bukan itu caranya. Kalau memperhatikan di dalam Alkitab, Tuhan sebenarnya sudah mengajar kita bagaimana dia mau KerajaanNya itu dikembangkan. Bagaimana Dia mau kerajaanNya itu diperluas.
Adam & Hawa ditempatkan di Taman Eden. Apa perintah Tuhan kepada Adam dan Hawa?. Beranak cucu, bertambah banyak, terus kemudian penuhi bumi. Terus kemudian dalam Kejadian 2:15-16, Adam ditempatkan di Taman Eden, Tuhan kasih perintah, “Usahakan kelola taman ini.” Itu artinya apa? Taman Eden, mulai dari satu tempat kecil. Kita tidak tahu berapa besar Taman Eden pada waktu itu.Tapi itu pasti adalah sesuatu yang tidak terlalu luas yang bisa digarap oleh 2 orang, Adam & Hawa. Itu pasti bukan sesuatu taman yang terlalu besar. Tapi Tuhan perintahkan supaya taman ini dikembangkan, diperluas sampai seluruh bumi.
Butuh waktu berapa lama untuk Adam dan Hawa mengembangkan Taman Eden sampai ke seluruh bumi. Cepat atau lama? Lama, pasti. Beranak cucu, bertambah banyak, penuhi bumi itu kira-kira berapa lama? Pasti lama, kan ya. Dan bukan hanya itu, untuk memperluas Taman Eden, kira-kira ya, Adam & Hawa itu ketika tanam benih, begitu benihnya dilempar besoknya langsung jadi pohon atau musti tunggu berbulan-bulan, bertahun-tahun?. Musti tunggu, kan. Maka sebenarnya ketika kita membaca perintah ini “beranak cucu, bertambah banyak, penuhi bumi, garap, kelola Taman Eden sampai seluruh bumi ini menjadi taman bagiKu”, itu butuh waktu. Itu bukan sesuatu yang bisa instan/ cepat. Ketika Yesus melayani di tengah-tengah dunia ini, Tuhan Yesus pilih 12 murid bukan 12.000 murid. Sedangkan pendengar Yesus itu ada ribuan. Yesus pernah berkhotbah dan yang mendengar itu setidaknya 5000 laki-laki saja. Ada orang yang mengatakan kalau tambah perempuan, tambah anak-anak, ya kira-kira 12.000. Kalau Tuhan pilih 12.000 murid, kira-kira Tuhan sanggup atau tidak memuridkan 12.000 orang?. Pasti sanggup kan ya. Tuhan pasti sanggup mengerjakan hal itu. Tapi kenapa Tuhan itu begitu boros waktu, begitu tidak efisien, tidak memaksimalkan potensi yang ada pada diriNya sendiri? Karena bukan itu cara kerja Tuhan. Cara kerja Tuhan di dalam hikmat Tuhan, itu pakai waktu. Tuhan mau memproses manusia. Kita tidak diperlakukan Tuhan sebagai benda. Kita diperlakukan oleh Tuhan itu sebagai satu pribadi yang dikasihi oleh Tuhan. Tuhan mau mengenal kita dan Tuhan mau kita mengenal Dia. Relasi saling mengenal ini butuh waktu. Sebenarnya kita yang butuh waktu, Tuhan tidak butuh waktu mengenal kita. Tuhan tahu kita dari semula.Tuhan tahu kita, Tuhan sudah mengasihi kita di dalam kekekalan. Kita yang butuh waktu untuk mengenal Tuhan dan Tuhan mau mengerti ini. Tuhan mau bersabar dengan kita. Tuhan mau memproses kita.
Kong Hu Cu pernah katakan. Kalau punya waktu 1 tahun, ya kamu tanam benih sayuran yang dalam satu tahun itu bisa menghasilkan. Kalau kamu punya 10 tahun tanam pohon yang lebih besar yang butuh waktu lebih banyak untuk kemudian baru bisa menghasilkan. Tapi kalau kamu mau mengajar, mendidik seorang manusia kamu butuh 100 tahun.
Kristus itu adalah Allah yang menciptakan kita. Dia tahu siapa kita khususnya setelah kita jatuh di dalam dosa. Maka Tuhan tidak mau pakai cara cepat/ instan. Tuhan pilih 12 murid, itupun satu mengkhianati Dia. Bukan berarti bahwa Tuhan tidak tahu. Tuhan sudah tahu bahwa Yudas akan mengkhianati Dia. Dan Yudas sebenarnya sudah mendapatkan begitu banyak peringatan dari Tuhan. Dia mendapatkan anugerah yang sangat-sangat besar. Satu ironi terbesar di dalam hidup manusia itu mungkin Yudas. Melihat langsung Kristus, mendengar langsung ajaran Kristus, melihat bagaimana Kristus melayani bersama-sama dengan dia 3 tahun lebih dalam kelompok yang sangat dekat. Tapi pada akhirnya tetap tidak percaya, pada akhirnya justru menjadi pengkhianat. Kemudian ia digantikan Matias. Kemudian Tuhan menambahkan Paulus, jadi 13 orang. Dan 13 orang inilah yang diutus ke seluruh dunia. Pemborosan bukan? Buang waktu kan ya. Bagi kita mungkin iya. Tapi bagi Tuhan itu adalah hikmatNya. Itu adalah caraNya terbaik.
Maka saya mau katakan dari awal cara Tuhan itu tidak seperti cara kita. Tuhan memakai waktu/ caraNya sendiri bekerja mempenetrasi dunia ini dengan Firman, dengan KerajaanNya. KerajaanNya itu berkembang perlahan-lahan tetapi ini menjadi sesuatu yang pasti dan tidak akan bisa dihancurkan. Kerajaan Allah itu diekspansi secara progresif dan melibatkan manusia.
Bapak/Ibu sadar atau tidak, ketika kita ditebus oleh Tuhan itu artinya Tuhan mau memakai kita. Itu artinya Tuhan mau melibatkan kita di dalam ekspansi KerajaanNya. Kita tidak ditebus hanya untuk masuk Sorga. Kalau Bapak/Ibu melayani penginjilan dengan satu tujuan supaya orang itu diselamatkan masuk Sorga maka itu menjadi sesuatu hal yang sebenarnya humanistik. Itu adalah yang tujuan akhirnya adalah untuk manusia. Sedangkan Tuhan mengatakan bahwa segala sesuatu ujungnya harus untuk kemuliaan Allah. Tujuan tertinggi itu adalah untuk kemuliaan Allah. Maka kalau kita melayani di dalam suluruh pelayanan apapun juga termasuk penginjilan; ketika kita menginjili bukan tujuannya supaya orang itu masuk surga. Tapi tujuannya supaya orang itu yang tadinya tidak menyembah Allah yang benar, tidak memberikan kemuliaan kepada Allah; sekarang dia menyembah Allah yang benar, dia memberikan kemuliaan kepada Allah. Hidupnya bagi Tuhan, itu tujuan yang ultimate. Kemuliaan Allah itu menjadi tujuan tertinggi. Maka Bapak/Ibu kalau ditebus oleh Tuhan, itu artinya Tuhan mau memakai kita untuk berbagian dalam KemuliaanNya. Masalahnya adalah berapa banyak dari kita yang benar-benar mau dipakai oleh Tuhan?. Berapa banyak dari kita yang benar-benar mau menyerahkan diri/ hidup kita untuk dipakai oleh Tuhan? Kalau Tuhan mau pakai kita tapi kemudian kita tidak mau dipakai oleh Tuhan maka itu sebenarnya kita membuang diri kita dari Tuhan. Kita menjauhkan diri kita dari Tuhan. Kita boleh tetap mengaku Kristen, kita boleh tetap mengaku percaya kepada Tuhan tetapi sebenarnya kita tidak pernah/ tidak sedang mengerjakan kehendak Allah.
Satu bagian yang sangat mengerikan, suatu peringatan Tuhan dari Matius 7:21-23. Perhatikan,bukan yang menyebut Yesus Tuhan itu masuk ke Kerajaan Sorga, tapi siapa yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga? Yaitu mereka yang melakukan kehendak BapaKu yang di Sorga. 2 ayat berikutnya kalau kita teliti maka itu harusnya menjadi peringatan besar bagi kita. Perhatikan, ini bukan orang Kristen biasa, ini bukan orang Kristen yang cuma datang ke gereja hari minggu ibadah kemudian pulang. Ini adalah orang-orang yang melayani Tuhan. ini juga bukan orang yang melayani Tuhan biasa saja. Ini adalah orang-orang yang melayani Tuhan dengan kuasa. Mereka melayani demi nama Tuhan, mereka menyebut Yesus itu Tuhan. Dan mereka diberikan kuasa untuk melakukan pelayanan ini. Bernubuat itu memberitakan Firman. Mengusir Setan itu menyatakan otoritas Tuhan. Dan kemudian mengadakan banyak mukjizat demi nama Tuhan, melakukan banyak tanda. Yesus ketika melakukan mukjizat itu bukan sekedar suatu peristiwa supranatural biasa, itu mau menyatakan siapa diriNya. Perhatikan orang-orang yang seperti ini disebut oleh Yesus: pembuat kejahatan (ayat 23). Bapak/Ibu pernah pikir atau tidak kejahatan apa yang dilakukan oleh orang-orang ini? Apakah melayani Tuhan adalah kejahatan? Kita tidak pernah pikir seperti itu. Kalau kita memberitakan Firman bagaimana mungkin itu bisa menjadi suatu kejahatan; kalau kita mengusir setan, melakukan mukjizat demi nama Tuhan bukan demi diri sendiri. Banyak orang hari ini pelayanan demi dirinya sendiri. Banyak orang yang mengatakan dirinya adalah Hamba Tuhan tapi sebenarnya di balik semuanya itu adalah uang. Banyak orang yang mengatakan dia melayani Tuhan tapi sebenarnya dia sedang melayani diri sendiri. Dia n sedang membangun bukan Kerajaan Allah tapi membangun Kerajaannya. Dia membangun pelayanannya, dia membangun gerejanya, dia membangun apapun juga tapi itu semua adalah kaitan dirinya sendiri bukan untuk Tuhan. Tapi ini disebutkan demi nama Tuhan. Sekalipun begitu, Tuhan katakan mereka ini melakukan kejahatan. Kenapa? Karena mereka tidak melakukan kehendak Allah.
Pelayanan kita lakukan, itu belum tentu kehendak Allah. Yang Allah mau kita lakukan adalah kehendakNya bagi kita. Ini jadi kesulitan. Banyak orang bertanya kepada saya, “Bagaimana saya tahu kehendak Allah buat saya?” Ketika saya ditanya seperti itu, saya akan jawab kehendak Allah itu dua macam. Ada kehendak Allah secara umum bagi semua orang Kristen. Itu ada di dalam Alkitab. Allah sudah menyatakan seluruh kehendakNya secara umum bagi semua orang Kristen, bagi umatNya di dalam Alkitab ini. Kalau kita tidak baca Alkitab kita tidak mungkin tahu kehendak Allah. Siapa di antara Bpk/Ibu yang selama jadi orang Kristen sudah baca Alkitab dari depan sampai belakang 1x habis selesai? Kalau kita tidak membaca yang Tuhan sudah berikan kepada kita, kalau kita tidak mau mengerti apa yang Tuhan nyatakan, apa yang Tuhan bicarakan, apa yang Tuhan firmankan kepada kita; bolehkah kita mengaku Dia adalah Tuhan kita? Kalau kita tidak baca Alkitab terus kita bilang kita mau pelayanan, pelayanan apa? Bahkan saya mau katakan, doa pun menjadi dosa. Seluruh doa kita akan bersifat egois cuma minta berkaitan dengan diri kita sendiri. Kalaupun kita minta Tuhan berkati gereja kita, karena itu gereja kita, bukan gereja Tuhan. Bapak/Ibu boleh buktikan, kalau Bapak/Ibu tidak membaca Alkitab; mau puluhan tahun jadi orang Kristen tidak akan pernah tahu kehendak Allah. Kita harus kembali kepada apa yang Tuhan anggap penting.
Yesus ketika bangkit 40 hari itu menjelaskan seluruh Kitab Suci, seluruh PL kepada para muridNya. Kalau itu bukan sesuatu hal yang penting, Kristus tidak akan lakukan. Satu-satunya yang paling penting yang dilihat Kristus adalah menjelaskan seluruh Kitab Suci kepada para muridNya. Dan sekarang kita, gereja mengabaikan Kitab Suci. Kehendak Allah secara umum itu sudah ada di dalam Kitab Suci. Kalau kita mengerti Firman, kalau kita taat kepada Firman; baru Tuhan akan menyatakan kehendakNya secara khusus bagi kita pribadi demi pribadi. Tapi kalau kita tidak mau tahu yang ini –yang pertama–, Tuhan tidak akan beritahu kepada kita yang kedua. Maka kalau Bpk/Ibu mau tahu kehendak Allah, kembalilah kepada yang pertama. Kembalilah kepada Firman, bacalah Firman, dedikasikan hidup kita, waktu kita untuk mengenal Dia/ Allah melalui FirmanNya. Maka kita tahu kehendakNya, kita siap untuk taat maka Tuhan akan nyatakan kehendakNya secara khusus kepada kita. Kalau tidak, jangan harap Tuhan akan nyatakan kehendakNya kepada kita. Kalau kita tidak melakukan kehendak Allah, yang dikatakan Matius 7, sebenarnya kita melakukan pelayanan pun itu kejahatan di hadapan Tuhan.
Kalau kita membaca Alkitab sungguh-sungguh, maka kita tahu Tuhan itu tidak pernah memberikan janji kosong kepada kita. Tuhan itu tidak membujuk kita untuk kita kemudian menjadi orang Kristen percaya kepada Dia sehingga umat Tuhan di atas muka bumi ini banyak dan nama Tuhan tidak dipermalukan. Tuhan tidak butuh itu semua. Tuhan tidak butuh kita, bahkan. Kita yang butuh Tuhan. Berapa banyak dari kita yang sadar akan hal ini? Kalau kita ditebus oleh Tuhan untuk berbagian di dalam KerajaanNya, apa yang harus kita kerjakan? Pertama-tama biarlah kita boleh mengenal Dia melalui Firman yang Dia sudah diberikan kepada kita. Bagaimana kita bisa dipakai Tuhan kalau kita tidak mau mendengarkan perkataanNya, kalau kita tidak mau mengenal, mengerti kehendakNya, bagaimana mungkin kita dipakai oleh Tuhan di dalam KerajaanNya?
Saya akan lanjutkan di Kis 1. Jawaban Yesus sama sekali sepertinya tidak nyambung dengan pertanyaan mereka. Kis 1:7-8: Yesus tidak menjawab kapan tapi Yesus memberitahukan caranya bagaimana Kerajaan Allah itu akan dinyatakan. Pertama, kalau Roh Kudus itu turun ke atas mereka. Hari Pentakosta itu bukan berarti baru pada hari itu murid percaya pada Kristus. Hari Pentakosta itu bicara pengurapan. Para murid ini menjadi Rasul. Mereka diutus Tuhan untuk menjadi Rasul. Rasul itu artinya utusan. Apostolos itu adalah orang yang diutus untuk membawa message/pesan. Mereka diurapi oleh Roh Kudus dan sejak waktu itu mereka disebut Rasul di dalam Kisah Para Rasul ini. Yang pertama-tama kalau kita mau dipakai oleh Tuhan maka minta Roh Kudus memenuhi kita. Minta Roh Kudus bekerja dengan bebas di dalam hidup kita. Ketika Roh Kudus bekerja, itu tidak mungkin kalau kita tidak mengerti Firman Tuhan/ mengerti kehendak Tuhan. Roh Kudus itu tidak bekerja lepas dari Kitab Suci. Roh Kudus itu ketika bekerja akan membawa kita kepada seluruh kebenaran yang Tuhan sudah berikan kepada kita.
Yesus dibaptis itu bukan baptisan pertobatan, tapi ketika Yesus dibaptis itu bicara pengurapan. Yesus pada waktu inkarnasi, Yesus tidak pakai kuasa supranatural dari diriNya sendiri. Ketika dikatakan bahwa Dia inkarnasi, Dia menjadi sama seperti kita. Itu betul-betul sama seperti kita cuma tidak berdosa. Maka untuk Yesus bisa melayani, Roh Kudus itu harus memenuhi Dia, itu terjadi pada waktu Baptisan di Sungai Yordan. Roh Kudus turun dan mulai dari hari itu, Yesus menjabat sebagai Mesias. Mulai dari hari itu Yesus memulai pelayananNya. Seperti dulu Yesus pun dipenuhi Roh Kudus baru dia melayani. Maka kalau kita mau dipakai oleh Tuhan, minta Tuhan itu memberikan Roh KudusNya kepada kita, menyucikan hidup kita, menguduskan kita bagi Allah dan kemudian memberikan kepada kita kuasa untuk kita boleh mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Tuhan, ini yang pertama. Pelayanan yang tanpa urapan Roh Kudus, pelayanan yang bukan kehendak Tuhan, yang tidak disertai oleh Tuhan sendiri; sekali lagi itu kejahatan di hadapan Tuhan.
Yang kedua adalah: menjadi saksi Kristus. Kalau kita mau berbagian di dalam kerajaan Allah maka kita harus tahu bahwa Tuhan mau kita menjadi saksiNya. Kalau Bapak/ Ibu membaca Yohanes 1:18, Bapak/Ibu akan bisa melihat bahwa Kristus itu bersaksi bagi Bapa. Tidak seorang pun pernah melihat Allah tapi anak Tunggal Bapa, hanya Kristus yang menyatakan siapa Bapa. Itu artinya Kristus adalah saksi dari Bapa. Kemudian di dalam bagian ini Kis 8, Yesus mengutus para murid ini menjadi saksiNya. Ketika kita memberikan kesaksian tentang Kristus; itu sebenarnya kita sedang memberikan kesaksian tentang Allah.
Bapak/Ibu tentu tahu Saksi Yehova. Kitalah sebenarnya saksi-saksi Yehova yang sejati. Mereka tidak pernah memberikan kesaksian yang sejati tentang Yahweh/Yehova karena mereka tidak mengakui Kristus adalah Anak Allah. Maka tidak mungkin mereka itu bisa memberikan kesaksian yang benar tentang Yahweh. Orang-orang yang mengenal Kristus, orang-orang yang percaya kepada Kristus, orang-orang yang sudah ditebus oleh Kristus; itu adalah saksi-saksi Yehuwah/Yehova yang sejati. Dan itu yang Kristus perintahkan kepada kita, kita diutus oleh Tuhan untuk menjadi saksiNya. Martureo/martir itu adalah bahasa asli dari saksi. Martureo, seringkali kita mengerti orang-orang yang mati karena iman mereka tapi seharusnya martir itu adalah orang-orang yang bersaksi bagi nama Tuhan sampai mati. Jangan dibalik, bukan orang-orang yang mati karena mereka percaya kepada Kristus. Kita dipanggil untuk menjadi martir, menjadi saksi Kristus, memberitakan Dia dengan seluruh hidup/ keberadaan kita.
Martir/ saksi adalah satu hal yang sangat penting di dalam Alkitab. Yang pertama: ada hukum khusus, hukum ke-9. Yang kedua: saksi palsu itu akan dihukum sesuai dengan niatnya dia. Yang ketiga: saksi itu menentukan hidup matinya seorang terdakwa. Yang keempat: seorang saksi harus yang pertama kali melakukan eksekusi. Ketika Kristus mengutus kita menjadi saksi, kita harus tahu konsep ini, konsep martir. Seorang saksi itu punya peranan yang begitu penting. Tuhan mempercayakan namaNya dikenal melalui kita. Kita ini adalah orang-orang yang menyandang nama Tuhan. namaNya yang kudus itu kepada kita untuk kita beritakan kepada orang-orang yang lain. Tuhan itu mempercayakan hal yang begitu berharga, namaNya sendiri. Layakkah kita menjadi saksi Kristus? Bolehkah kita menjadi saksi Kristus?
Seorang saksi –saya tambahkan– harus orang yang lihat langsung kejadiannya, harus orang yang hadir pada waktu peristiwa itu terjadi. Dia adalah saksi mata, eyewitness & earwitness. Maka kalau kita diutus oleh Tuhan menjadi saksi Kristus, Bapak/Ibu kalau tidak kenal Kristus bagaimana bisa menjadi saksi Kristus. Dan kalau kita mau kenal Kristus, bagaimana kita bisa kenal Kristus kalau kita tidak mau membaca Alkitab?.
Apakah gereja ini adalah bagian dari Kerajaan Allah? Atau ini disebut gereja tetapi sebenarnya tidak ada kaitan dengan Kerajaan Allah. Kalau kita mengenal Dia, menjadikan Dia, betul-betul menerima Dia sebagai Raja kita, melakukan kehendakNya dan kita menjadi saksiNya di tengah-tengah dunia ini; baru gereja ini (kita) sungguh-sungguh adalah bagian dari Kerajaan Allah.
Bapak/Ibu mau atau tidak mengenal Tuhan? Mau atau tidak kembali kepada Firman Tuhan? Mau membaca Firman ini, mau mengenal Tuhan? Mau benar-benar mengerti kehendak Tuhan? Mau menyerahkan hidup untuk dipakai oleh Tuhan? Mau dipakai untuk meluaskan Kerajaan Allah. Kita sebagai orang Kristen sudah terbiasa hari minggu datang ke gereja dengar khotbah terus kemudian pulang, lupa. Dan ketika kita pulang lupa dan kita tidak melakukan kehendak Tuhan/ Firman Tuhan, terus kita lihat hidup kita nggak berubah kok, nggak melakukan Firman Tuhan juga nggak papa, nggak masalah kok. Akhirnya kita terbiasa dengan hal itu dan kita tidak pernah mengambil komitmen untuk hidup bagi Tuhan, untuk melayani Tuhan sungguh-sungguh. Mau atau tidak membaca Firman, mengenal Tuhan, minta Tuhan menyatakan kehendakNya kepada kita, memimpin kehidupan kita? Dan biarlah kita boleh mempersembahkan satu hidup melayani Dia, melayani KerajaanNya, membesarkan namaNya, menjadi saksiNya.
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (EL).
Gereja Reformed Injili Indonesia Kelapa Gading