Bapa kami, kami berdoa malam ini, kiranya Roh Kudus-Mu kan meninggikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kami. Dan kiranya peristiwa-peristiwa yang dinyatakan di dalam Alkitab yang begitu menantang kami, sehingga kami akan memurnikan hidup kami, dan memulai untuk menjalankan hidup yang kudus bagi-Mu. Kami mendoakannya di dalam Nama Tuhan kami, Yesus Kristus. Amin.
Saya akan berbicara mengenai tema “Klimaks dari Sejarah”. Dalam waktu yang singkat ini tidak mungkin membicarakan keseluruhan tema tersebut, tetapi saya mau menunjukkan beberapa peristiwa penting yang digarisbawahi di dalam Alkitab. Kita melihat pertama-tama Kejadian 19: 24-25 ‘Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.’
Berikutnya Yehezkiel 16: 48-50 “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguh-sungguhnya Sodom, kakakmu yang termuda beserta anak-anaknya perempuan tidak berbuat seperti engkau lakukan beserta anak-anakmu perempuan. Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu.”
Sekarang kita akan melihat Lukas 17: 28-36. Ini adalah perkataan Tuhan Yesus ketika Yesus mengkilas-balik ribuan tahun sebelumnya kepada peristiwa yang terjadi waktu Sodom dan Gomora dihancurkan karena kejahatan mereka yang keji; dan para arkeolog sebenarnya sudah menemukan tempat peristiwa ini terjadi. Yesus berkata, “Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot” –di sini Yesus mengindikasikan, bahwa di masa depan, dalam peristiwa yang akan datang, terjadi sama seperti yang ada di zaman Lot– mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua” (ayat 28-29). Ini bukan sebuah mitos. Ini adalah sebuah peristiwa sejarah yang sesungguhnya terjadi, dan Tuhan Yesus menegaskannya. “Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot!” (ayat 30-32). Selanjutnya ayat 33-36: “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."
Apapun majalah atau surat kabar yang Saudara baca pada hari ini, mengenai hari ini, mengenai peristiwa di dalam dunia, ada pesimisme, ketidakberdayaan, frustrasi, dan kebingungan. Saya mendapatkan kehormatan mengenal dan menjadi seorang sahabat dari Bapak Dag Hammarskjöld. Tidak lama sebelum ia meninggal, saya pergi ke kantornya di PBB, dan kami berbicara. Dan ia menundukkan kepalanya, ia berkata: “Saya tidak tahu jawaban terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia. Saya menggumulkannya, tetapi keadaan bukannya membaik, sepertinya keadaan semakin memburuk.” Dan kemudian ia berkata: “Mungkin apa yang engkau katakan, dan apa yang Alkitab ajarkan, adalah satu-satunya jawaban.”
Ini adalah pesimisme yang kita temukan di mana saja. Bertrand Russel, di dalam esainya, “Free Man’s Society”, mengatakan: “Semua usaha yang dilakukan oleh manusia, semua pengabdian, semua inspirasi, segala terang dari kejeniusan manusia, nanti pasti akan hancur di dalam kebesaran dari solar system kita.” Will Durant, seorang filsuf, mengatakan tentang arti hidup: “Tidak mungkin lagi bagi manusia, untuk percaya kepada kebesaran manusia yang permanen atau memberi arti kehidupan yang tidak dapat dibatalkan oleh kematian.” H.G. Wells mengatakan di dalam bukunya yang terakhir: “Akhir dari segala sesuatu yang kita sebut sebagai kehidupan itu sudah dekat dan tidak dapat kita hindari.” Dr. Karl Barth, seorang teolog besar, baru saja mengunjungi universitas di Chicago, dan dari Chicago dia pergi ke timur mengunjungi kantor PBB. Dia mengatakan: “Kedamaian yang sejati tidak akan dibuat di sini, walaupun mungkin sepertinya tidak mungkin mendekati, tetapi kedamaian pada akhirnya akan Tuhan buat sendiri pada akhir dari segala-galanya.”
Dr. Karl Barth menggarisbawahi perkataan dari Tuhan kita, Yesus Kristus, ketika Yesus berkata, “Kedamaian yang permanen tidak mungkin datang kecuali Tuhan yang memberikannya.” Dan di dalam Pengakuan Iman Rasuli yang kita nyatakan pada hari Minggu, “Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita. Ia naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa. Dari sana, Ia akan datang, menghakimi yang hidup dan yang mati.”
Di dalam pertemuan yang kedua dari World Council of Churches di Evanston pada tahun 1954, tema yang dipilih adalah “Kristus, Harapan Dunia”. Dan pengharapan itu ditafsirkan oleh para teolog Eropa, bahwa ini berkaitan dengan hal-hal terakhir dan kedatangan Yesus yang kedua. Tetapi penerimaannya menunjukkan banyak sekali tafsiran dan perasaan yang berbeda dari para pemimpin Gereja mengenai hal yang sangat penting ini. Para murid pada suatu kali bertanya kepada Yesus, “Beritahukanlah kami kapan hal-hal ini akan terjadi. Apa yang akan menjadi tanda kedatangan-Mu dan akhir zaman?” Tentu saja para murid bisa membaca dari Perjanjian Lama, bahwa akan ada akhir. Para murid juga bisa membaca dari Perjanjian Lama, bahwa masih ada peristiwa-peristiwa yang akan datang yang akan menjadi klimaks dari sejarah. Sekarang mereka bertanya kepada Yesus: “Kapan itu akan terjadi?”
Banyak orang menanyakan hal yang sama hari ini; “Kapan akhir dari sejarah? Ke mana sejarah ini berjalan? Kapan akan menjadi akhir dari segala sesuatu?” Saya percaya, Alkitab mengajarkan bahwa Yesus, Anak Allah, bangkit dari kematian. Dia mati di kayu salib, tetapi Dia juga bangkit dari kematian. Dia hidup pada saat ini, dan Alkitab mengajarkan bahwa Dia akan kembali nantinya. Engkau bertanya, “Billy, apakah kamu sungguh-sungguh percaya itu?” Lebih dari 318 kali hanya di Perjanjian Baru saja, hal ini dinyatakan; dan saya harus mencabik begitu banyak bagian dari perjanjian Baru jika saya tidak mempercayainya.
Alkitab mengajarkan, jika ada satu hal yang sungguh-sungguh diajarkan Alkitab, adalah bahwa Kristus akan datang kembali. Dalam satu nuansa, kita bisa mengerti bahwa Yesus datang ke hati kita ketika kita mengaku percaya. Ketika kamu mempercayai Yesus sebagai Juruselamat, Yesus datang dan hidup di dalammu; Alkitab mengatakan ‘Kristus di dalammu, di dalam pengharapan kemuliaan’. Sekarang, apa artinya Kekristenan?
Di dalam surat kabar Tribune pagi ini, ada artikel mengenai agama, yang seharusnya dibaca setiap orang. Sepuluh ribu kata menganalisa keadaan agama pada saat ini; dan salah satu kutipan Uskup Kennedy dari Los Angeles mengatakan: “Gereja kita menjadi sedikit lebih dari klub-klub sosial saja”. Dan keseluruhan tesisnya adalah bahwa seluruh Kekristenan sekarang kalah, karena kekurangan komitmen, penyerahan diri, dan dedikasi. Ada ribuan orang pada saat ini di gereja-gereja, yang duduk di bangku-bangku gereja, tetapi tidak memiliki komitmen kepada Kristus. Mereka tidak pernah sungguh-sungguh berjumpa dengan Kristus yang hidup. Mereka tidak pernah benar-benar dilahirkan oleh Roh Kudus. Mereka belum pernah sungguh-sungguh bertobat. Dan kebutuhan yang paling besar di Amerika saat ini adalah orang Kristen harusnya menjadi orang Kristen. Untuk orang-orang gereja, supaya mereka memiliki komitmen dan penyerahan diri kepada Yesus Kristus, mengenal Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Banyak dari Saudara yang mendengarkan suara saya pada saat ini, yang menjadi bagian dari Gereja karena itu adalah hal-hal sosial yang biasanya engkau lakukan, atau karena orangtuamu adalah bagian dari Gereja, atau kamu memang dilahirkan ke dalam Gereja. Semuanya itu adalah hal yang baik, tetapi engkau tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus. Itu sebabnya di dalam keseharianmu tidak ada komitmen yang nyata dalam etika bisnismu, di dalam tanggung jawab sosialmu, di dalam sikapmu terhadap ras, dan di dalam hal-hal yang kita seharusnya menujukkan sikap Kekristenan kita. Jika orang-orang di Amerika sungguh-sungguh hidup untuk Yesus Kristus, maka kejahatan akan runtuh, perceraian hampir akan tenggelam, dan permasalahan ras akan dengan segera mendapatkann solusi jika orang-orang Kristen meghidupi kehidupan Kristennya.
Jadi sekarang apa yang salah? Kita tidak sungguh-sungguh mengenal Kristus. Yesus berkata, “Hitunglah harganya!”, dan kita tidak menghitung harganya. Di dalam satu arti, Yesus datang di dalam Pribadi Roh Kudus, di hari Pentakosta. Begitu engkau menerima Kristus, Alkitab menyatakan Roh Kudus hidup di dalammu. Dia tinggal di dalam dirimu pada saat ini, jika engkau mengenal Kristus.
Selanjutnya, dalam satu arti, Yesus datang ketika ada malapetaka yang besar terjadi di dalam sejarah, seperti pada waktu kehancuran Yerusalem, Yesus dengan jelas mengatakannya. Yesus adalah Tuhan atas sejarah. Dia tahu apa yang akan terjadi di dalam sejarah, dan Dia izinkan Iblis melakukan sebatas yang Dia berikan. Hitler berpikir dirinya menguasai dunia, tetapi dia salah. Napoleon berpikir dirinya akan menguasai dunia, tetapi dia salah. Banyak diktator-diktator lain juga berbuat kesalahan, karena mereka tidak memperhitungkan bahwa Kristus adalah Tuhan atas sejarah.
Berikutnya, dalam satu nuansa, Kristus datang pada waktu kematian seorang Kristen. Ketika engkau meninggal, engkau akan langsung datang ke hadapan Kristus jika engkau adalah seorang Kristen. Saya ingat ketika nenek saya meninggal, dia mengatakan: “Aku melihat Kristus di ujung tempat tidurku.” Kemudian dia bangun, dia tersenyum, dan dia berkata, “Yesus datang”, lalu dia meninggal. Saya sungguh-sungguh percaya bahwa dia melihat Kristus. Dalam satu arti, Kristus sungguh-sungguh datang pada waktu kematian seorang Kristen. Tetapi Paulus juga mengatakan di dalam satu nuansa yang berbeda, bahwa Kristus akan datang pada akhir zaman, dalam arti Kristus datang pada waktu kematian kita. Perhatikan, bahwa dia tidak mengatakan akhir dari dunia, akhir dari sistem di dalam dunia ini, tetapi bukan akhir dari bumi ini.
Pada akhir zaman Kristus akan datang kembali. Saya tahu, bahwa banyak sekali masalah tentang tema ini. Salah satunya adalah masalah keraguan. Karena Yesus menunda kedatangan-Nya, banyak orang kemudian meragukan kedatangan-Nya kembali. Itu juga dapat kita baca dalam Surat Petrus ketika orang-orang bertanya kapan Yesus akan datang kembali, sebab sejak bapa-bapa leluhur meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula pada waktu dunia diciptakan. Dan dia mengatakan, alasan orang-orang ini ragu akan kedatangan-Nya adalah karena mereka berjalan seturut dengan keinginan dagingnya. Mereka tidak mau percaya akan kedatangan-Nya. Segala bukti menunjukkan hal itu, tetapi mereka mengatakan: tidak; kami begitu menikmati dosa kami, kami begitu menyukai dunia kami, kami menikmati dunia materi ini di dalam zaman kami; kami menikmati dosa kami, dan kami tidak mau Yesus datang dan menghancurkan semua ini.
Selanjutnya, ada masalah “terlalu memberi penekanan”. Ini terjadi kira-kira 30 tahun yang lalu, ketika ada beberapa pengkotbah yang terus mengkotbahkannya, sehingga mereka melupakan bagian Alkitab yang lain, dan mereka mengartikannya menurut spekulasi sendiri. Saya ingat pernah membaca sebuah buku, yang di situ dikatakan bahwa Mussolini adalah Sang Antikristus. Segala spekulasi itu menyebabkan reaksi di dalam Gereja, yang mengakibatkan orang berpikir ‘supaya kamu bisa disebut sebagai orang intelektual, kamu jangan membahas hal itu’, karena orang Kristen tidak mau diidentifikasikan sebagai orang-orang fanatik dan ekstrimis.
Masalah yang lain yaitu “kurang penekanan”. Tidaklah aneh bahwa orang-orang yang berbicara mengenai akhir zaman adalah ilmuwan-ilmuwan, filsif-filsuf, para intelektual, dan bukan Gereja. Mengapa Gereja begitu sunyi di dalam zaman ini, ketika kita mempunyai pengharapan untuk kita pegang? Mengapa kita begitu diam, ketika satu-satunya harapan di tengah-tengah pesimisme yang ada di dalam dunia adalah rencana Allah bagi dunia ini dan kemenangan Kerajaan Allah? Teolog modern mulai membicarakannya, dari Bultmann sampai Coltman. Dr. George Bartrick mengatakan di dalam penafsiran Alkitabnya, Yesus mengajarkan bahwa dunia yang ada pada saat ini akan kembali mengalami malapetaka besar, dan berakhir. Dia melanjutkan, bahwa zaman ini akan digantikan oleh dunia permanen yang penuh dengan kebenaran dan kebahagiaan, Kerajaan Allah, yang akan datang bukan karena ada satu proses evolusi tetapi oleh tindakan langsung dari Allah.
Yesus berkata, “Sama seperti pada waktu Sodom, begitu juga akan terjadi pada Hari Kedatangan Anak Manusia”. Selanjutnya Yehezkiel, dan Yesus, mendaftarkan beberapa dosa-dosa Sodom. Apakah dosa-dosa tersebut?
Dosa yang pertama adalah rasa aman yang salah. Seberapa aman dan nyaman yang kita rasakan di dalam Amerika modern yang kaya ini? Dr. Paul Schiff, di dalam pertemuan masyarakat filsuf Amerika di Chicago, mengatakan: “Kita hanya memiliki beberapa tahun saja, tidak bisa lagi kita berkata bahwa kita berada di persimpangan jalan, kita berada di pinggir jurang yang dalam yang kita akan segera jatuh”.
Alkitab berkata melalui nabi Yesaya: “Celakalah mereka yang meminta bantuan kepada Mesir, yang percaya kepada kuda-kuda dan kereta-kereta, tetapi tidak bergantung kepada Tuhan Allah semesta. Orang-orang Mesir adalah manusia dan bukan Allah, dan kuda-kuda mereka adalah daging dan bukan roh”. Alkitab berkata, “Mengapa engkau percaya kepada orang-orang Mesir untuk menyelamatkanmu? Aku dapat menyelamatkanmu jika engkau datang kepada-Ku, tetapi engkau tidak datang kepada-Ku”. Tidakkah aneh bahwa pada zaman kita, kita percaya kepada pencapaian sains kita, kita percaya kepada usaha kita yang luar biasa mengenai luar angkasa, kita percaya kepada keuatan militer kita yang luar biasa, kita percaya kepada ekonomi kita, untuk menyelamatkan kita? Saya mau beritahukan kepada Saudara, bahwa hal-hal tersebut pada dirinya sendiri tidak mungkin menyelamatkan Saudara. Jika engkau bergantung pada kekuatan militer Amerika, pada kekuatan ekonomi untuk menyelamatkan kita, maka engkau harus cepat-cepat lari mencari perlindungan. Karena, sampai kita percaya dan beriman kepada Allah, sampai kita mempunyai sumber-sumber rohani yang kita bisa bergantung, kita tidak mungkin diselamatkan sebagai suatu bangsa.
Kita seharusnya berseru kepada Allah, tapi apa yang kita lakukan? Kita punya kecenderungan untuk lari ke arah Mesir, mencari pertolongan (Mesir tentunya sebuah perlambangan, saya tidak bicara tentang Mesir modern). Semua sekutu kita, segala hal yang kita lakukan untuk menyelamatkan kita, hal-hal itupun pada dirinya tidak akan menyelamatkan. Perhatikan, saya tidak mengecam hal-hal ini, yang saya katakan adalah jika kita percaya kepada hal-hal itu untuk menyelamatkan kita, hal-hal tersebut tidak akan menyelamatkan kita. Dengan demikian, kita mempunyai rasa aman yang palsu.
Dosa kedua yang dikecam adalah mengejar kesenangan. Alkitab tidak menyalahkan ketika kita menikmati kesenangan yang utuh. Alkitab tidak mengatakan kita harus selalu bermuka muram dan memakai pakaian hitam. Alkitab berbicara tentang sukacita. Rasul Paulus menuliskan tentang sukacita, ketika dia berada di dalam penjara. Dia menulis surat kepada orang-orang Filipi: “Bersukacitalah, aku berkata kepadamu, bersukacitalah senantiasa.” Di dalam Kristus ada sukacita yang sejati. Sukacita yang sejati ada di dalam Yesus Kristus, Kedamaian dalam pikiran dan kedamaian dalam hati kepada kamu yang mencari untuk mendapatkan sukacita denga begitu giatnya.
Saudara, tahukah tragedi di dalam Amerika? Ketika saya kembali dari luar negeri, saya melihat bahwa orang-orang di Amerika secara panik mencoba mendapatkan sukacita dan kebahagiaan. Kita terburu-buru pergi untuk menikmati liburan, dan ketika kembali, kita begitu letihnya. Seperti seorang anak di department store pada waktu Natal, tangannya sudah penuh dengan mainan, tetapi dia berusaha terus mendapatkan dan mencari yang lain. Dan ibunya kemudian memukul dia, di tempat yang biasanya orangtua memukul anaknya, dan berkata kepada anak itu, “Kamu seharusnya bahagia.” Dan itulah kita!
Saudara, pagi ini saya pergi ke Great Lake dengan helikopter, dan kami terbang di atas apartemen-apartemen besar yang luar biasa, dan saya memikirkan orang-orang di sana. Mereka bekerja di gua mereka –di gedung-gedung yang megah—dan mereka kembali lagi ke gua mereka. Kembali ke apartemen-apartemen mereka, menjalani kehidupan dengan anonymous, kemudian mereka mau menghilangkan diri mereka di dalam sana. Saya menyebutnya sebagai kehidupan yang anonymous. Mereka tidak menginginkan para pengkotbah. Mereka tidak menginginkan Allah. Tentu saja tidak semua orang, tetapi banyak. Itu adalah tempat persembunyian mereka, tetapi Alkitab mengatakan, “Tidak ada tempat bersembunyi dari Allah.” Ya, mereka memiliki segala sesuatu, tetapi mereka memiliki kekosongan di dalam hati mereka. Dr. Carl Jung, seorang psikolog terkenal, mengatakan bahwa pusat syaraf dalam zaman kita adalah kekosongan dan kejemuan. Ayub berkata, “Perasaan sukacita orang-orang fasik itu hanya singkat, dan sukacita orang-orang munafik hanyalah sementara saja.” Alkitab mengatakan, “Ada cara yang dianggap benar oleh manusia, tetapi jalan itu menuju kematian.” Alkitab mengatakan, “Bahkan di dalam tertawa, hati itu penuh dengan kedukaan, dan akhir daripada semuanya itu adalah hati yang berat.”
Hal ketiga yang Yesus nyatakan adalah mereka terlalu sibuk untuk mencari Allah. Ya, orang-orang Sodom itu, mereka percaya kepada Allah. Mereka melakukan semua tindakan-tindakan agama, tetapi mereka terlalu sibuk untuk Allah. Mereka terlalu sibuk mencari uang, terlalu sibuk menikmati hidup, terlalu sibuk di dalam kesenangan mereka, untuk datang kepada Allah. Tidakkah itu juga merupakan dosa pada zaman kita ini? Menurut Catholic Digest, hampir semua orang Amerika percaya kepada Allah. Kita mempunyai kemampuan intelektual yang komprehensif tentang Allah. Kita mempunyai ide bahwa Allah itu ada. Tetapi kita tidak secara serius ingin mengenal-Nya. Kita tidak bersedia membayar harga supaya mempunyai relasi yang baik dengan-Nya. Kita terlalu sibuk untuk itu semua. Mungkin kita memberikan waktu 1 jam dalam seminggu, tetapi itu saja, dan dalam sisa hari minggu itu kita adalah orang-orang sekuler. Kita tidak anti Allah, kita tidak anti agama, kita hanyalah orang-orang sekuler, kita adalah orang-orang humanisme. Tidak ada ketergantungan yang sungguh-sungguh kita rasakan kepada Allah.
Selanjutnya, dosa yang ketiga adalah pesta pora, yaitu mereka mempunyai makanan yang berkelebihan. Sisa-sisa makanan di meja kita, cukup untuk memberi makan orang-orang yang lapar di China. Hidup di dalam kelimpahan ketika jutaan orang hidup dalam kelaparan. Yesus berkata dalam Lukas 21, “Perhatikanlah dirimu, jangan sampai nanti hatimu sarat dengan pesta pora, kemabukan, dan kesenangan-kesenangan duniawi, sehingga hari itu datang kepadamu tanpa engkau sadari.” Surat Yudas berkata, “Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri.” Dengan kata lain, ia berkata, “Bahkan di dalam perjamuan kasihmu, ada noda.”
Di Amerika, kita memiliki yayasan-yayasan sosial lebih banyak daripada negara-negara lain. Tidak ada negara apapun di dalam sejarah dunia, yang lebih murah hati daripada Amerika. Kita memberikan jutaa dan jutaan dan jutaan dolar, tetapi ada noda di dalamnya; menurut Surat Yudas. Kita mempunyai kelimpahan, tetapi salah satu nodanya adalah kita kekurangan belas kasihan. Kita melakukan segala sesuatu melalui organisasi. Saya percaya dengan organisasi-organisasi, baik organisasi sosial maupun kemanusiaan, tetapi kita tidak melakukannya secara pribadi. Kita tidak mau terlibat secara pribadi. Banyak dari pemimpin sosial kita terjun untuk mencari sumbangan-sumbangan yang besar bagi orang miskin. Itu adalah hal yang baik. Tetapi untuk secara pribadi terlibat, untuk melakukannya sendiri, untuk mengunjungi orang-orang sakit di rumah sakit sendiri, untuk pergi ke penjara sendiri, untuk memberikan makan kepada orang-orang yang lapar sendiri, untuk mengotorkan tanganmu sendiri, untuk pergi ke tempat-tempat kumuh sendiri, di situlah harga yang seharusnya kita bayar. Dan itu seharusnya merupakan permulaan dari kasih kita.
Hal lain lagi yang disebutkan adalah penyembahan berhala. Jika kita tidak menyebut nama Allah kita, menjangkaukan tangan kita kepada Allah asing, tidakkah Allah akan menemukannya? Kita adalah orang-orang yang menyembah berhala. Kemudian yang lain lagi adalah keserakahan. Dan yang lain lagi adalah tidak ada rasa hormat. Saya dapat terus mendaftarkan dosa dan dosa yang didaftarkan sebagai dosa Sodom; dosa Sodom yang hari ini merupakan dosa-dosa kita.
Sekarang apa yang terjadi pada Sodom? Alkitab mengatakan, bahwa murka Allah bangkit, dan bangkit, dan bangkit, sampai suatu hari menjadi murka yang begitu mengerikan, dan api serta belerang turun ke atas Sodom dan manusia di Sodom, semuanya dimusnahkan. Tuhan sesungguhnya telah memberikan peringatan kepada Sodom melalui Abraham dan Lot, “Bertobatlah dari dosa-dosamu.” Allah tidak mungkin memberikan penghakiman tanpa peringatan. Dan saya berpikir, apakah KKR di Chicago ini, yang sudah menarik perhatian secara nasional, adalah suara Allah sekali lagi dari sekian banyak suara. Mungkin yang terjadi di pasar saham minggu ini juga adalah suatu peringatan. Mungkin kenyataan kita mengirimkan tentara kita ke Thailand, itu adalah suatu peringatan yang lain. Mungkin Tembok Berlin adalah suatu peringatan yang lain. Mungkin bom Hidrogen yang besar dari Uni Sovyet itu juga merupakan peringatan yang lain. Mungkin Allah sedang berkata kepada Amerika, “Bertobatlah, bertobatlah, bertobatlah, ketika masih ada waktu.”
Tetapi orang Sodom tidak bertobat. Abraham berdoa dan berkata kepada Tuhan, “Jika aku dapat menemukan 10 orang benar di Sodom, apakah Engkau akan tidak menghukum Sodom?” Allah berkata, “Ya, Aku akan tidak menghukum Sodom untuk 10 orang benar.” Tetapi Dia tidak dapat menemukan 10 orang benar. Tidakkah ini mengherankan, tidak dapat bahkan menemukan 10 orang? Kuasa dari minoritas. Empat puluh ribu orang berkumpul di sini, bukanlah jumlah yang besar jika kita membandingkan dengan seluruh populasi Chicago. Tetapi ini adalah angka yang cukup bagi minoritas, yang berdedikasi kepada Kristus, yang dapat mengubah arus di dalam Chicago, yang dapat mengubah tren dan seluruh kerumitan yang ada di dalam kota Chicago ini, jika kita bersedia membayar harga tersebut. Allah memberikan peringatan.
Dan ketika penghakiman itu akan segera diturunkan, Tuhan akan menyelamatkan Lot. Saya katakan ini, “Mereka yang mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, akan diselamatkan.” Alkitab mengajarkan bahwa kita akan diselamatkan, ketika penghakiman tersebut datang. Kita akan dipelihara. Tuhan menyelamatkan Lot dari Sodom, dan dalam perjalanannya keluar dari kota yang sedang sekarat, dari dunia yang sedang sekarat dan sedang berada di bawah penghakiman dan itu sudah terlambat, Yesus berkata kepada kita: “Ingatlah istri Lot.” Istri Lot menoleh ke belakang dan menjadi tiang garam. Yesus mengatakan kepada Saudara dan saya, “Ingatlah istri Lot”. Beberapa dari kita yang Kristen, ya, kamu sudah keluar dari dunia ini, tetapi kamu dengan rindu menoleh ke belakang. Keluarlah dari dunia, jangan menyentuhnya dan janganlah menjadi najis. Kita tidak boleh berbagi di dalam kejahatan dunia ini. Kita hidup di dalam dunia, tetapi kita tidak boleh berbagi di dalam kejahatan dunia ini.
Mungkin Saudara berkata, kapan Kristus akan datang, kapan semua ini akan terjadi? Yesus berkata, “Waktu tersebut tidak ada yang tahu, bahkan malaikat pun tidak tahu, hanya Bapa yang tahu.” Jangan ada orang lain yang menipu Saudara. Jangan ada orang lain yang membodohimu. Tidak ada orang yang tahu waktu tersebut. Tetapi kita tahu bahwa waktu itu akan terjadi. Dan Yesus mengatakan ada tanda-tanda yang akan menandakannya. Saya tidak ada waktu untuk mengulas hal ini, yang menandakan bahwa waktu itu tidak akan terlalu lama lagi. Tetapi kita tidak tahu, mungkin bisa 1000 tahun lagi. Kita tidak pernah tahu.
Bagaimana Yesus akan datang? Surat 1 Tesalonika berkata kepada kita, “Sebab waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru, dan seluruh sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga, dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.” Ya, akan ada kebangkitan. Begitu banyak laki-laki dan perempuan yang berada di dalam kuburan, yang telah mati di dalam Kristus, mereka akan dibangkitkan. Dan Alkitab mengatakan bahwa kita semua akan mengadakan reuni di udara. Betapa hari itu akan begitu mulia. Saya setiap hari menjalankan kehidupan dengan antisipasi, mungkin hari ini adalah hari tersebut.
Dan bagi kita yang ada di dalam Kristus, tidak akan ada penghakiman. Penghakiman takhta putih yang besar itu tidak akan menjadi penghakiman kita. Karena Alkitab mengatakan, bahwa di atas kayu salib, Tuhan Yesus sudah dihakimi bagi kita. Dia memikul dosa-dosa kita di atas kayu salib. Yesus, yang pada diri-Nya sendiri memikul dosa-dosa kita dengan tubuh-Nya sendiri di atas kayu salib. Dia mengambil penghakiman itu. Karena itu tidak ada lagi penghakiman bagi mereka yang percaya kepada Yesus. Betapa indahnya, ketika kita tidak harus melihat ke depan dengan ketakutan kepada penghakiman yang akan datang. Itu sudah merupakan masa lalu. Kristus telah memikul dosa-dosa tersebut. Sekarang aku menerima-Nya sebagai Tuhan, Tuan, dan Juruselamatku. Dan aku tahu, bahwa penghakiman sudah berlalu, dan aku tidak akan pernah mendengar Yesus berkata, “Enyahlah daripada-Ku, Aku tidak pernah mengenal engkau”.
Apa yang harus Saudara lakukan untuk itu, dalam kenyataan bahwa Kristus akan kembali, dalam kenyataan bahwa dunia ini akan berlalu? Apa yang seharusnya menjadi sikap Saudara? Apa yang seharusnya Saudara lakukan? Yesus juga mengatakan hal itu, di dalam Matius 24:42 “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana, Tuhanmu datang.” Alkitab mengatakan bahwa kita seharusnya menjalani hidup dengan pengharapan yang diberkati tersebut. Paulus berkata, “Hiburlah seorang akan yang lain dengan kata-kata ini”. Apakah engkau letih? Patah semangat? Kecewa? Berilah kekuatan satu dengan yang lainnya dengan kata-kata ini: Kristus akan datang kembali.
Ketika engkau mati, itu bukan akhir dari segalanya. Beberapa dari Saudara menderita penganiayaan, bahkan mungkin ada dari Saudara yang menerima penganiayaan demi Kristus. Engkau tinggal hampir sendirian di dalam komunitasmu, dan kamu bersama-sama dengan Kristus. Penderitaan dalam dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan menjadi milik kita nantinya. Di sepanjang Alkitab, Ia berkata untuk berpeganglah sebentar lagi saja, dia yang bertahan sampai akhir dan itu tidak akan lama, sebelum kemuliaan kita akan dinyatakan dan Kristus akan datang, dan kita akan berada di dalam kemuliaan bersama-sama dengan Dia. Kemudian dalam 1 Yohanes 1:3 Dia mengatakan, “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diiri sama seperti Dia yang adalah suci.” Dengan kata lain, ini adalah hal yang terindah di dalam kehidupan Kristen yang saya ketahui.
Salah satu jawaban atas permasalahan Gereja saat ini, adalah dengan menekankan bahwa Kristus akan datang, dan kita mulai menjalankan kehidupan seakan-akan Dia sedang datang. Suatu dorongan yang luar biasa untuk menyucikan diri kita, hidup bagi Kristus. Ini bukanlah sebuah harapan kosong. Ini bukan agama kosong. Ini mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari dalam dunia ini. Ini mempengaruhi sikap kita di dalam menjalani hidup ini, ketika kita hidup dengan pengharapan bahwa ada masa depan, bahwa hidup ini bukan akhir dari segalanya.
Ketika Eichmann meninggal pada malam itu di tiang gantungan di Israel, tubuhnya dikremasi dan dibuang ke dalam Laut Tengah yang biru. Kamu mungkin berkata, Eichmann sudah selesai. Tidak; Eichmann belum selesai. Eichmann masih harus hadir di hadapan Allah yang kudus. Daniel Webster memberitakan kata sambutan yang luar biasa di Washington, dan kemudian dia duduk diiringi tepuk tangan yang meriah. Sang Chairmann kemudian datang bertanya kepada dia, pemikiran paling besar apa yang pernah dia pikirkan. Daniel Webster kemudian berdiri, berpikir sejenak, dan berkata: “Kenyataan bahwa aku harus bertanggung jawab secara pribadi di hadapan Allah.” Kamu, Eichmann, harus bertanggungjawab atas segala perbuatanmu kepada Allah. Dan kamu juga, dan kamu juga, dan kamu juga. Dan Alkitab mengatakan, bahwa kita akan hadir di hadapan takhta Allah satu per satu, sendirian, untuk mempertanggungjawabkan hidupmu, dan mempertanggungjawabkan tentang apa yang engkau lakukan mengenai Kristus. Saya percaya, bahwa kita akan melihat sejarah dunia ini di dalam sebuah layar panorama yang besar. Dan saya percaya, bahwa pertemuan kita sore hari ini ada di sana, dan Saudara duduk di sana, dan keputusan yang Saudara buat hari ini akan dicatat dalam kekekalan. Keputusan apa yang Saudara akan putuskan? Ya atau tidak? Apakah Saudara akan menerima Dia atau tidak?
Dan yang terakhir, Matius 24:44 “Sebab itu hendaklah engkau juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” Alkitab mengatakan, bersiaplah. Yesus berkata, “Bersiaplah.” Apakah Saudara siap? Tetapi misalnya peristiwa-peristiwa klimaks yang akan datang itu tidak terjadi pada zamanmu; jika demikian, bagaimana? Akhir zaman ini akan terjadi padamu ketika engkau meninggal. Itu adalah akhir dari kehidupanmu, sejauh kehidupanmu di dalam dunia ini. Sesudah itu, engkau akan menghadap Allah, apakah engkau siap? Apakah engkau siap? Apakah engkau siap berjumpa dengan Allah? Bagaimana engkau mempersiapkannya?
Yesus telah membuat persiapan yang besar bagimu di atas kayu salib. Setiap kali engkau berpartisipasi di dalam Perjamuan Kudus, engkau harus ingat bahwa Dia mencurahkan darah-Nya bagimu. Cawan ini adalah perlambangan, simbol dari darah yang Ia curahkan. Tetapi sekarang, engkau harus berespon kepada kasih, pengampunan, dan anugerah Allah. Apa yang harus engkau lakukan? Harus ada satu waktu di dalam kehidupanmu, di satu tempat, di satu waktu, engkau bertobat dari dosa-dosamu, yang berarti engkau mengakui dosa-dosamu. Dan bahwa engkau rela melepaskan dosa-dosamu. Dan dengan iman, engkau menerima Kristus di dalam hatimu. Itu dapat terjadi sekarang ini. Pada saat ini. Saat ini engkau dapat menerima Dia. Engkau dapat meninggalkan tempat ini dengan damai dan sukacita Kristus, dengan kuasa baru untuk menjalankan kehidupan di dalam dunia ini, dengan keyakinan bahwa jikalau engkau meninggal atau Kristus datang, engkau siap berjumpa dengan-Nya. Engkau dapat melakukannya sekarang, dan saya meminta engkau melakukannya sekarang. Aku akan meminta ratusan dari kamu untuk berdiri di tempat dudukmu dan datang, dan menerima Kristus di dalam hatimu. Dan pastikan engkau siap berjumpa dengan-Nya.
Saya meminta engkau melakukannya dengan alasan ini: Yesus berkata, “Jika engkau tidak mengakui Aku di depan manusia, Aku juga tidak akan mengakui engkau di depan Bapa-Ku di surga”. Yesus mati secara terbuka untuk dirimu. Di hadapan ratusan ribuan orang, Dia disalibkan untukmu di depan umum. Dengan demikian, engkau pun dapat berdiri di depan umum untuk menerima Dia.
(kotbah Pdt. Billy Graham di Chicago, 1962)
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (MS)
Gereja Reformed Injili Indonesia Kelapa Gading
