Kita sudah membahas keunikan dari silsilah Lukas yang ditarik sampai ke atas dan berakhir kepada anak Allah, biasanya silsilah mulai dari yang tua kepada yang paling terakhir, tetapi di sini kita melihat mulai dari yang terakhir dan ditarik sampai kepada yang mula-mula, yaitu anak Adam lalu anak Allah. Kata anak Allah dalam bagian pasal 3: 38 ini dalam pengertian universal bukan hanya orang kristen, karena semua adalah keturunan Allah dan memang perlu dibedakan definisi anak Allah seperti kita orang evangelical lebih familiar dari Yohanes 1 misalnya dengan yang digunakan oleh Lukas di dalam pasal 3, istilah anak Allah di sini bukan di dalam pengertian yang sama seperti di dalam pengertian Yohanes yaitu anak Allah adalah mereka yang menerima Yesus Kristus, diberinya kuasa menjadi anak-anak Allah, lalu kita menerjemahkan dengan istilah anak Allah di dalam pengertian orang yang percaya kepada Yesus Kristus, tetapi sebetulnya disini dimengerti di dalam pengertian yang universal. Tentu saja ini bukan mau mengatakan regardless percaya atau tidak percaya dia akan diselamatkan, Lukas tidak pernah mengajarkan hal itu, tetapi di situ kita melihat akomodasi, embrace, pelukannya itu betul-betul satu pelukan yang universal untuk semua umat manusia, menghidupi story Yesus Kristus. Yang kedua yang tidak kalah penting dengan bagian ini adalah pasal 4, selain ada tipologi yang jelas di sini, menunjuk kepada Musa, Elia dan Israel, seperti yang kita tahu dari kata 40 hari, tetapi juga sekaligus di dalam pengertian historical Adam, tapi juga Adam di dalam pengertian manusia, karena Adam itu kan manusia? Di sini kita melihat bahwa pengalaman pencobaan itu dialami oleh Yesus sebagai Adam yang kedua, mewakili kita juga sebagai manusia yang juga dicobai sebagai manusia juga according to His human nature itu dihadapan Allah, lalu ketaatanNya dsb., juga menyatakan model bagi ketaatan kita. Tipologi ini adalah satu tipologi yang memeluk atau merangkul semua manusia, mengatakan bahwa kita juga tidak akan terkecualikan dari kehidupan pencobaan ini. Ini model di dalam kehidupan yang dialami oleh Yesus Kristus adalah kehidupan yang sudah dialami oleh Musa, Elia, Israel dan juga akan dialami oleh seluruh umat manusia, karena ada istilah anak Adam, anak Allah, tipologi Adam, Kristus itu sekali lagi bukan hanya Adam sebagai the first historical Adam, tetapi Adam juga di dalam pengertian memang semua manusia.
Waktu kita membaca dalam bagian ini, sama dalam semua injil sinoptik, pencobaan di sini semuanya hadir setelah baptisan, baptisan kemudian pencobaan. Kalau kita memikirkan di dalam cara yang salah, kita bisa ngeri sekali, waduh kalau begitu saya tidak usah baptis anak kali, habis baptis anak lalu dia mulai sakit-sakitan, memang sudah dicatat habis baptisan bukan makan-makan, tapi pencobaan, setelah itu Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun, begitu kan di dalam pengertian ini? Berpikir kita harus terbalik, sebetulnya pencobaan itu tidak bisa dihindari, tidak ada orang yang tidak mengalami pencobaan dan karena itu perlu baptisan. Pencoaan itu sudah pasti akan terjadi di dalam kehidupan manusia, tidak ada orang yang exempted dari pencobaan, itu tidak ada, semua orang akan mengalami pencobaan, justru karena kita akan mengalami pencobaan lebih baik di baptis (bukan ritual baptis-nya), karena waktu kita membaca dalam peristiwa baptisan ada kalimat yang penting, “Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”, itu mengkonfirmasikan, meneguhkan, mempersiapkan Yesus bukan hanya untuk mengalami pencobaan ini, tetapi juga bahkan seluruh kehidupan pelayananNya sampai Dia naik ke atas kayu salib, itu sangat related dengan kalimat yang keluar dari langit itu, yaitu “Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”. Tanpa menghayati bagian ini, orang akan gugur di dalam pencobaan, orang akan kacau balau di dalam pencobaan, waktu kita membaca dalam bagian ini, kita tahu salah satu yang digoncang oleh iblis adalah ke-Anak-Allah-an, jika Engkau Anak Allah.
Yesus kan sudah mendengar kalimat, Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, Anak Allah kan ya? Kita mungkin membaca dalam tradisi Yohanes, Yesus Anak Allah satu-satunya yang tunggal, the only begotten Son of God, begitu kan ya? Itu trinitarian formula, tetapi kalau kita membaca di dalam perspektif Lukas, sebetulnya pengertian Anak Allah di sini rather dalam pengertian universal, meaning Yesus itu Anak Allah dan kita ini, seluruh manusia itu anak Allah kalau menurut silsilah itu. Di sini dikatakan, jika Engkau Anak Allah maksudnya di dalam pengertian, jika Engkau merasa dirimu manusia yang adalah Anak Allah, begitu ya, ini pencobaan bukan hanya untuk Yesus, tetapi pencobaan untuk seluruh umat manusia, jika Engkau Anak Allah, apa betul manusia itu anak Allah? Apakah betul semuanya itu keturunan Adam? Apakah betul semua manusia itu adalah anak Allah di dalam pengertian keturunan Allah? Betul tidak manusia itu diciptakan oleh Allah? Jangan-jangan tidak, goncangan-goncangan seperti itu disodorkan lagi di sini kepada Yesus Kristus, jika Engkau Anak Allah. Kalau kita baca dalam PL, disebut anak Allah itu bukan hanya pribadi kedua, tapi Israel pun juga anak-anak Allah, the children of God, benih Israel, anak-anak Israel atau the children of Israel, itu satu formula yang common sekali di dalam pentateuk. Oleh Lukas diperluas lagi untuk menggambarkan bahwa semua manusia itu sebetulnya keturunan Allah, ini bukan pengajaran liberal, ini teologi profil dari Lukas. Tanpa harus menjadi liberal, pengertian anak Allah di sini mau dikatakan bahwa semua manusia itu akan digoncang identitasnya oleh iblis, Yesus memang digoncang juga karena Yesus memang manusia sejati, digoncang dengan cara apa? Ya ini, pencobaan-pencobaan yang ada di sini, kita bersyukur account dari Matius dan Lukas setidaknya itu mencatat ada tiga pencobaan, kalau dalam Markus kita tidak mendapatkan detail seperti itu.
Dalam ayat 1 dikatakan Yesus penuh dengan Roh Kudus, lalu dibawa ke padang gurun, Yesus yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari sungai Yordan, ini mengingatkan Israel, Musa dan Yosua dsb. Wilderness sudah pernah kita bahas dalam pengertian yaitu satu tempat atau satu situasi, satu keadaan dimana kita tidak mendapatkan apa-apa di situ. Wilderness itu peristiwa padang gurun, seperti dalam kehidupan kita, kita juga bisa mencicipi peristiwa-peristiwa seperti ini, peristiwa padang gurun, waktu fasilitas di dalam kehidupan ini seperti ditarik oleh Tuhan dan yang memimpin ke tempat seperti ini adalah Roh Kudus sendiri, bukan iblis, bukan. Roh Kudus yang memimpin seseorang masuk ke dalam padang gurun, di dalam bagian ini kita membaca termasuk juga di dalam injil sinoptik yang lain juga mengatakan, Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun, mengapa padang gurun? Karena padang gurun menjadi ujian apakah kita bisa mencukupkan diri dengan kehadiran Tuhan atau sebenarnya kebahagiaan kita itu lebih dikarenakan ada fasilitas-fasilitas hidup yang ada disekitar kita. Ini sangat mirip dengan kitab Ayub, waktu iblis mencobai Ayub juga mengatakan kalimat itu kepada Tuhan, iblis mengatakan, ya dia pasti taat kepadaMu, karena Kamu kasih dia kekayaan, kesuksesan, nama harum dll., ya dia pasti taat beribadah kepada Tuhan karena perlindungannya seperti itu? Kalau tidak beribadah ya keterlaluan, tapi coba Kamu tarik satu per satu, kesehatannya Kamu tarik, lalu kekayaannya, anak-anaknya dsb., nanti kita bicara lagi, apakah dia masih bisa taat kepadaMu atau tidak? Tuhan meresikokan pertaruhan ini (bukan gambling) dengan iblis, ok kamu dapat hak untuk mengacaukan kehidupannya dan betul, Tuhan membuktikan bahwa Ayub tetap taat kepada Tuhan, despite apa yang dia alami di dalam kehidupan itu, pengalaman padang gurun-nya Ayub. Berarti proposal tesis-nya iblis diterima oleh Tuhan, dia mengajukan tesis seperti ini, “orang itu baru betul-betul mencintai Tuhan kalau dia di dalam keadaan padang gurun, kalau dia tidak di dalam keadaan padang gurun tidak usah bicara dia mencintai Tuhan, diterima proposal tesis ini, karena Tuhan betul-betul mengijinkan Ayub untuk mengalami peristiwa padang gurun dan bersama dengan itu membuktikan bahwa Ayub tidak seperti yang dikatakan oleh iblis. Di dalam hal ini tesis dari pada iblis gugur, karena iblis percaya Ayub pasti tidak punya cinta yang tulus dan iman yang tulus kepada Tuhan, tetapi melalui peristiwa itu membuktikan bahwa Ayub betul-betul mempunyai iman dan cinta yang tulus kepada Tuhan.
Kembali pada bagian ini, ini juga prinsip yang sama, bahkan di sini Roh Kudus yang membawa Yesus, Anak Allah itu ke padang gurun, Roh Kudus yang sama juga akan membawa saudara dan saya ke padang gurun, di dalam peristiwa padang gurun kita masing-masing meskipun takarannya tidak harus seperti Ayub. Tuhan tahu bagian-bagian mana di dalam kehidupan kita itu yang perlu dimurnikan, bagian-bagian itu yang seringkali Tuhan taruh di dalam peristiwa padang gurun untuk menguji kita, ini betul-betul bergantung kepada Tuhan atau bergantung kepada fasilitas yang selalu ada pada kita itu. Yesus dicobai 40 hari lamanya, sekali lagi motif 40 hari seperti Musa bersekutu dengan Tuhan 40 hari menantikan Torah, Elia yang juga 40 hari dan juga terutama Israel yang 40 tahun mengalami pembentukan ketaatan dari pada Tuhan di padang gurun, juga merupakan satu pencobaan yang dari iblis dan Israel gagal. Waktu di situ Dia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Dia lapar, bagian ini menarik, tidak makan apa-apa, kadang-kadang orang terus memperdebatkan ke dalam diskusi yang luar biasa konyol dan tidak fruitful sama sekali, lihat coba, tidak makan apa-apa, berarti minum tuh, misalnya, ini pembicaraan yang konyol, makan tidak minum, minum tidak makan dsb. Secara biblical theology kita tidak tertarik untuk menyelidiki Dia tidak makan apa-apa, lalu kita mulai jadi aware, ooh berarti masih minum, itu motif tidak penting sama sekali. Waktu dikatakan di sini tidak makan apa-apa, itu mau mengatakan bahwa Israel waktu 40 tahun berjalan di padang gurun, itu makan apa-apa yaitu makan manna, tapi Yesus tidak makan apa-apa, jangan kita benturkan lagi ya. Yesus selama 40 hari tidak makan apa-apa dan karena itu Dia lapar, Israel 40 tahun selalu dicukupi kebutuhannya oleh Tuhan, makan manna dan mereka tidak lapar, tapi Yesus tidak makan apa-apa dan Dia lapar, apa maksudnya? Kalau di sini Yesus kemudian makan roti, itu masuk akal kan ya, mau kurang apalagi? Yesus sudah 40 hari tidak makan apa-apa, Israel makan manna, sebetulnya Yesus sudah transcend, melampaui Israel kan ya dengan hal ini?
Lalu datanglah temptation ini yang sangat tepat waktunya, tidak bisa lebih tepat lagi waktunya, iblis itu lihai sekali mencobai kita di dalam saat yang tepat. Kan 40 hari, bukan mulai 3 hari, lalu setelah itu mulai masuk, pertama tidak akan muncul motif 40 begitu, lalu setelah itu ya 3 hari mungkin masih bisa tahan dst., tetapi tidak, ini sudah 40 hari, memang Israel makannya juga minim sih, hanya manna, mereka ingin daging, tidak ada, mereka harus mencukupkan dirik dengan manna, tapi setidaknya ada manna, ada roti yang mereka bisa makan, tapi di sini Yesus tidak ada roti. Jadi dikatakan di sini, jika Engkau Anak Allah, coba lihat itu cerita exodus Israel, Kamu tahu kan Israel, anak Allah itu, mereka setiap hari makan roti, dipeliharakan oleh Allah, Kamu Anak Allah kan, seperti Israel kan, mana rotinya? Mestinya kalau mengikuti cerita Israel, Kamu di sini harusnya makan roti setiap hari, jadi di sini kan ada batu, tidak ada roti, batu ini saja rubah jadi roti, selasai kan? Lalu Kamu jadi sama dengan Israel, menarik ya? Yesus menjadi sama dengan Israel atau Israel yang harus menjadi sama dengan Kristus? Dari perspektif evangelical kita memang seringkali mengatakan ya Yesus Tuhan, pasti Israel yang harus menjadi seperti Kristus, tapi kalau kita baca di dalam cerita ini maksudnya according to Christ human nature, tetap bagaimanapun karena kita percaya Yesus kan bukan hanya Divine tapi juga holy human kan ya? Maka di sini kita bisa melihat apa yang dialami oleh Yesus ini sudah lebih dalam dari pada apa yang dialami oleh Israel, karena ada motif roti, manna dsb. Maka waktu di sini iblis mengatakan batu Kamu rubah jadi roti, saya tertarik dengan komentar dari Craddock mengatakan bahwa pencobaan ini adalah pencobaan paradigmatik yang akan menguji pelayanan Yesus berikutnya itu akan bagaimana, karena pelayanan Yesus yang berikutnya juga berhadapan dengan pencobaan-pencobaan ini. Ini pencobaan paradigmatik, pencobaan model untuk pelayanan Yesus berikutnya, tiga pencobaan ini kan kebutuhan yang riil dan Yesus betul-betul lapar, Yesus betul-betul perlu.
Bagaimana Dia akan melayani, apakah pelayanan Yesus itu akan menjadi seperti ini, yang merubah batu menjadi roti? Ada kepercayaan di dalam catatan injil, bukan injil yang kita terima secara kanonikal, ada cerita Yesus yang mengambil tanah lalu Dia membuatnya jadi burung, apakah kita pernah mendengar cerita ini? Itu will be very comparable dengan transforming stone to bread, itu tidak dilakukan Yesus di dalam catatan injil yang kita terima, baik Matius, Markus, Lukas atau Yohanes, justru pencobaannya ada di situ. Menurut saya ini bukan kebetulan, pencobaannya justru ada di situ, Yesus bukan tidak bisa merubah batu menjadi roti, pasti bisa, tapi apakah pelayanan Yesus akan dikarakterisasi oleh ini, tidak, jadi Yesus tidak mempergunakan supernatural power itu untuk kemudian dengan mudahnya menyediakan kebutuhan bagi diriNya sendiri, bahkan juga untuk di dalam masa pelayananNya. Yang menarik adalah jawabannya, kita bisa melihat kesulitan dari pencobaan itu, manusia hidup bukan dari roti saja, sekali lagi Israel itu dipelihara oleh Tuhan makan manna, roti, meskipun minim, lalu Yesus selama 40 hari tidak ada roti sama sekali, kalau mau merubah batu jadi roti, is just correct karena toh puasa juga sudah selesai, sudah 40 hari, tetapi Yesus kemudian merativisasi kebutuhan manna ini. Ini kita boleh pelajari dalam theology of fasting yang sesunguhnya, kita bisa baca dari ayat ini, apa itu artinya fasting. Makan itu tidak salah, tapi bahkan yang tidak salah, tidak sinful-pun itu bisa di relatifisasi dengan sesuatu yang lebih prior dari pada itu yaitu dalam bagian ini memang tidak muncul, tapi di Matius dikatakan, “tapi firman yang keluar dari mulut Allah”. Apa sih fasting itu? Fasting itu bukan suppressing tahan makan roti, bukan, tapi ada yang lebih penting dari pada roti dan roti tergeserkan di dalam kehidupan kita.
Kalau kita berbicara tentang self denial, penyangkalan diri, pikul salib, penyangkalan diri terhadap hal yang memang berdosa itu sudah pasti, tidak usah ngomong lagi, kadang-kadang hal yang berdosa pun kita gagal untuk menyangkal diri, seharusnya kita menyangkal diri apa yang memang berdosa, tapi kalau penyangkalan diri kita hanya sampai level ini, kita belum betul-betul mengerti apa artinya penyangkalan diri. Makan roti bukan dosa, tapi Yesus menyangkal bagian ini, menyangkal bagian yang tidak berdosa dan is just correct untuk makan, apalagi setelah puasa 40 hari, tidak makan dan setelah itu makan, sudah pasti tidak berdosa. Lalu di sini dikatakan, manusia itu hidup bukan dari roti saja, ditarik sekali lagi, wah aturan kristen seperti ini kejam ya? Kita tidak betul-betul mengerti apa artinya penyangkalan diri kalau kita hanya tahu menyangkal diri terhadap hal-hal yang berdosa, begitu kita di-stretch sedikit kita langsung bilang, sebentar ya, kamu keterlaluan stretch saya seperti ini? Memang kita tidak dipanggil untuk dipermainkan oleh manusia, tentu saja, tapi kita seringkali sangat kalkulatif di dalam penyangkalan diri kita, sangat-sangat kalkulatf, kita ditarik sedikit saja, sebetulnya ini bukan bagian saya lagi loh, kamu jangan tidak tahu, saya sudah capek sekali, saya sudah puasa 40 hari, sekarang harus makan, tidak bisa tidak makan, begitu kan ya? Manusia memang bukan hidup dari roti saja, tetapi sekarang harus ada roti, karena saya sudah puasa 40 hari, kamu mau apa lagi, saya sudah mati-matian melayani Tuhan, tahu tidak, jangan di stretch lagi? Kalau kita baca dalam kehidupan Yesus, banyak hal tidak ketemu dengan ini, kayu salib itu is a stretching in the literal sense, bukan stretching dalam pengertian gymnastic, tetapi betul-betul ditarik, dicabik sampai kepada titik yang penghabisan, that is kayu salib. Kita mau cari apa dalam kekristenan? Mau cari stretching yang senam dalam kekristenan, tidak ketemu, karena Yesus bukan senam di atas kayu salib, tidak, ini stretch yang paling stretch yaitu kayu salib. Dan kita dipanggil untuk menjalani jalan salib ini, kearah sana, tentu saja di dalam takaran yang tidak langsung lompat, tapi progresif dan kita maju sampai ke sana di dalam takaran yang Tuhan pikir itu di dalam maha bijaksana yang terbaik untuk kita. Yesus mengatakan manusia hidup bukan dari roti saja, ada yang lebih dalam dari pada roti, bahkan kebutuhan roti saat ini sangat-sangat urgent, tapi ada yang lebih urgent dari ada roti, meskipun sekarang sudah 40 hari tidak makan. Sulit untuk mengikuti kalimat seperti ini, alangkah sulitnya karena kita mudah sekali excuse di dalam kehidupan kita, bukan hanya itu, dosa pun kita excuse, apalagi setelah 40 hari tidak makan, ya sudah pasti harus ada excuse, setelah kita jatuh di dalam dosa, kita gagal di dalam pencobaan masih bisa ada penjelasannya kenapa bisa gagal di dalam dosa, begitu kan? Tapi saudara dan saya dipanggil untuk menjalani cerita Kristus, bukan cerita manusia, bukan, and it is made possible, karena Yesus sudah mati di atas kayu salib. Ini bukan ajaran etika tinggi, yang makin tinggi, makin tinggi terus ditarik untuk menjadi orang yang terus berusaha dengan sekuat tenaga, tidak, ini adalah panggilan bahagia, justru kalau kita tidak mau mengikuti cerita ini, kehidupan kita akan berantakan, kita akan terus menerus kacau, dipermainkan oleh pencobaan, dipermainkan oleh iblis. Yesus mendemonstrasikan di dalam kehidupan, apa artinya bisa taat di dalam temptation, bukan hanya bisa taat menyangkal diri dari pada dosa, kalau itu tidak usah ngomong, itu pelajaran kelas katekisasi, tetapi yang kita baca di sini Yesus menahan bahkan setelah 40 hari, Dia mengatakan, manusia bukan hidup dari rotri saja, Matius melanjutkan, tapi dari firman yang keluar dari mulut Allah.
Pencobaan kedua, Yesus dibawa ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia (iblis) memperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia……, segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepadaMu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku akan memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Kuasa, apakah Yesus akan submit kepada pemimpin-pemimpin dunia ini seperti model di sini, submit kepada iblis, begitu ya? Untuk kemudian mendukung pelayanannya, cari kuasa-kuasa politik, cari orang-orang penting, cari orang-orang yang punya resources, orang-orang yang kaya, menghalalkan segala cara, pokoknya bagaimana pelayanan Tuhan harus jalan terus, lalu kompromi sana sini. Ini pencobaan yang sangat riil kan ya? Juga untuk gereja sampai saat ini, carilah fasiltas pada orang-orang yang memang mampu itu, itu akan mempermudah pelayananmu, mempermudah kehidupanmu, kalau kamu tidak punya akses kepada orang-orang itu dan tidak bikin kompromi sana sini, hidupmu akan susah loh, perdaganganmu bisa repot, pencobaan seperti ini sangat riil, bukan hanya untuk pelayanan, tapi juga untuk kehidupan kita yang berdagang, yang studi, yang bekerja, kehidupan keluarga dll. Segala kuasa serta kemuliaannya akan kuberikan kepadaMu, kalau saja Engkau menyembah aku, tetapi Yesus menjawab, ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, hanya kepada Dia saja engkau berbakti! Hukum yang pertama, berarti ini benturannya dengan apa? Dengan idolatry kan ya? Idolatry power, idolatry akses to the power, wah manusia kalau sudah mempergunakan power, lalu abusing power, sangat menakutkan, gereja juga tidak kebal dengan ini kalau kita tidak berhati-hati. Manusia yang abuse power lalu dipercayakan power, mengutip perkataan Abraham Lincoln, kalau kita mau lihat karakter seseorang, Abraham Lincoln bilang, pada dasarnya hampir semua orang bisa melewati adversity, kesulitan, semua orang akan bisa melewati, itu ujian yang biasa-biasa saja, tapi the real pengujian adalah giving power, kasih dia kuasa, di situ dia betul-betul diuji bagaimana karakternya justru waktu dia ada kuasa.
Betul di dalam bagian ini, ini bukan bagian yang menyetujui Lincoln, tapi Lincoln yang sebenarnya senada dengan Lukas ini, yaitu dikatakan di sini, segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepadaMu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku, asal saja engkau menyembah kepadaku seluruhnya akan menjadi milikmu, mudah kan ya? Asal saja engkau menyebah aku, bikin sedikit lubanglah untuk certain idolatry, kamu boleh tetap percaya Yesus, tetapi bikin certain idolatry sedikit dong, supaya hidup agak sedikit mudah, begitu loh, tidak usah terlalu susah, kamu hanya menyabah Tuhan, tidak punya kenalan sana sini, repot juga kan? Yesus mengatakan, menyembah Tuhan, menyambah Allah, dalam bagian lain dikatakan, kalau kamu menyembah Tuhan berarti kamu tidak menyembah mamon, itu tidak compatible, kalau kamu memnyembah Tuhan sudah pasti bukan menyembah Herodes, itu juga tidak compatible, kalau kamu menyembah Tuhan, kamu juga tidak berusaha untuk menyembah orang-orang yang kamu layani dengan berusaha menyenangkan mereka, itu juga tidak compatible, menyembah Tuhan saja, Allahmu, hanya kepada Dia saja engkau berbakti. Iblis mencobai apa langsung dideteksi dengan tajam oleh Yesus sendiri, ini adalah idolatry, kalau kita menggabungkan bagian ini dengan kejatuhan Adam dan Hawa, juga bisa dapat perspektif yang lain lagi atau kita gabung dengan surat Yohanes yang mengatakan, manusia itu dicobai oleh keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup, ada tiga juga kan ya? Dalam kejatuhan Adam dan Hawa, ada idolatry juga di situ, kalau kita perhatikan dalam Kejadian 3 tidak ada temptation, sudah kamu tidak usah menyembah Tuhan lagi, semua perkataanNya bohong, menyembah saya saja, setan bodoh sekali mencobai orang seperti itu, dia tidak pakai pencobaan seperti itu di Kejadian 3. Tapi kalau kita observe, sebetulnya ada idolatry-nya, tapi sayang Adam dan Hawa tidak menangkap bagian ini, lalu mereka makan saja bagian itu, karena mereka mau menjadi seperti Allah, sama kan ya ditawarkan kuasa? Segala kuasa serta kemuliaan itu akan kuberikan kepadamu, asal saja engkau menyembah kepadaku, tidak perlu menyembah sampai seperti ini, tidak perlu, cukup dengan meragukan perkataan firman Tuhan, lalu mempertimbangkan proposal dari pada iblis, jadi tidak perlu menyembah setan, tidak perlu, menggoyang iman saja sudah cukup akan membawa dia kepada kejatuhan dosa. Yesus menyoroti bagian ini, ini apa? Kita harus belajar seperti Yesus, jangan hanya baca Jesus according to His Divine nature tapi Jesus according to His human nature, according to His human nature, Dia punya kepekaan untuk membaca, sebetulnya ini idolatry, kuasa, kuasa, saya punya banyak akses, tapi kemudian saya mulai menduakan Tuhan, Tuhan bukan lagi satu-satunya sumber pengharapan, Tuhan sih iya, tapi uang juga dong. Tetapi di sini kita mendapat prinsip sederhana yaitu menyembah Tuhan Allah dan hanya kepada Dia saja kita berbakti.
Pencobaan ketiga, Yesus kemudian di bawa ke Yerusalem dan ditempatkan dibubungan bait Allah, lalu iblis itu berkata kepadaNya, “jika Engkau Anak Allah”, balik lagi kepada penggoncangan identitas, kalau kita bandingkan dengan peristiwa baptisan, Engkau Anak-Ku yang Kukasihi, sudah jelas kan ya identitasnya? Tapi di sini digoyang-goyang lagi, jika Engkau Anak Allah, apa betul Engkau Anak Allah? Jatuhkan diriMu dari sini ke bawah, apa maksudnya? Bagian ini very rich, kita bisa soroti dari berbagai macam perspektif, yang kita soroti hari ini juga sebagian saja, bukan hanya penggoncangan identitas saja, itu satu hal (kita sudah pernah bahas bagian ini), tapi iblis sendiri juga punya story apa itu artinya menjadi anak Allah, ini benturan story, benturan jalan cerita. Anak Allah itu apa sih? Ini proposal dari iblis, anak Allah itu menurut saya, kalau manusia itu betul-betul adalah anak Allah, keturunan Allah, maka sebagai anak Allah itu seharusnya waktu Dia menjatuhklan diri ke bawah, nanti akan ada dikirim malaikat-malaikat untuk melindungi Dia, itu namanya Anak Allah. kalau kamu Anak Allah, kamu akan luput dari semua kecelakaan, itu Anak Allah, ini versi iblis, kalau saudara adalah anak Allah tidak akan mengalami sakuit penyakit, tidak akan mengalami kecelakaan, tidak akan mengalami kebangkrutan, karena semua malaikat akan datang menolong saudara, melepaskan saudara dari semua kecelakaan-kecelakaan, ini versi iblis menurut ayat ini. Ini story yang menarik, siapa yang tidak mau, saya mau ah jadi anak Allah, ketika kesandung justru batunya yang rusak, bukan kaki saya yang luka, nah seperti ini saya mau, begitu kan ya? Yesus bisa loh melakukan ini, saudara dan saya susah untuk melakukan ini, kalau tidak datang malaikat bagimana ya? Tapi sebetulnya Yesus itu betul-betul bisa, Dia punya kuasa, di atas kayu salib Dia mau panggil malaikat, malaikat seperti versinya iblis, Dia ada kekuatan untuk itu dan sebetulnya Dia berhak, karena Dia memang betul-betul adalah Anak Allah, Dia panggil saja, malaikat sudah siap menolong Dia, tapi Dia tidak melakukan itu, karena itu adalah versi iblis, bukan versi alkitab. Saya bukan mengatakan ajaran ekstrim, makin banyak kecelakaan itulah makin anak Allah, ya bukan juga, mungkin karena kita kurang hati-hati menyeberang ya bisa juga, jangan ditafsir sebaliknya dan waktu kita meradikalkan di dalam pikiran yang tidak karu-karuan dengan mengatakan, makin banyak sakit penyakit kalau menurut GRII, itu makin adalah anak Allah, ya tidak tentu, mungkin karena kita terlalu banyak makan yang ngawur, akhirnya kita jadi terkena penyakit dan tidak tentu kita menjalankan story anak Allah seperti Yesus Kristus.
Tetapi yang di sini dikatakan adalah menyalahgunakan firman Tuhan, Yesus menjawab dengan sederhana, jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu, itu mencobai Allah menurut Yesus. Orang yang menghidupi story anak Allah seperti ini, setiap kali dia di dalam kesulitan, setiap kali dia jatuh, apalagi jatuh karena kesalahannya sendiri, karena dia sendiri yang lompat, lalu masih mengharapkan pertolongan Tuhan, Yesus mengatakan, itu namanya mencobai Tuhan. Kita tidak berhak untuk berserah kepada Tuhan waktu kita tidak menjalankan bagian kita, kita tidak berhak minta perlindungan Tuhan kalau kita sendiri tidak menjalankan bagian kita, misalnya orang yang makan sembarangan, saya makan sembarangan saya ada di dalam kedaulatan Tuhan, ya tidak. Kalau kita tidak bertangungjawab di dalam kehidupan kita, lalu kita bilang kedaulatan Tuhan, saya berserah kepada providensi Allah, ooh pasti tidak, pasti tidak jalan bagian ini, karena kita tidak melakukan bagian kita, berserah seperti ini namanya berserah vatalis. Orang itu baru bisa berserah waktu dia menjalankan semua yang menjadi porsinya, waktu dia tidak mencobai Tuhan, waktu dia mengerjakan memang apa yang menjadi bagiannya, itu dia kerjakan semuanya, setelah itu do the best of my knowledge, semuanya saya kerjakan, sekarang saya berserah kepada Tuhan, karena saya sudah melakukan bagian saya, itu baru boleh berserah, baru bisa berserah, baru bisa mengatakan, aku menyerahkan kepadamu Tuhan, tapi kalau kita tidak mengerjakan bagian kita, lalu kita bilang, aku menyerahkan kepadaMu, Tuhan akan bilang, loh justru Aku menyerahkan kepadamu, akhirnya main ping-pong sama Tuhan, ini aneh sekali? Kita kerjakan sampai tuntas bagian kita, lalu kita bilang, Tuhan aku serahkan kepadaMu, maksudnya apa? Saya sudah melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan sekarang aku serahkan kepadaMu untuk memberkati, seperti anak kecil itu, menyerahkan roti, ini sudah the best yang saya berikan, tidak ada lagi, saya serahkan padaMu Tuhan, lalu Tuhan memberkati, karena dia sudah memberikan yang terbaik yang dia bisa berikan kepada Tuhan, baru bisa berserah. Istilah berserah itu adalah istilah yang tinggi sekali, bukan hanya berserah di dalam pengertian, ya sudah lah, saya sudah tidak bisa apa-apa lagi, saya harus berserah kepada Tuhan, agak rendah istilah itu, jadi agak confuse dengan istilah give up, terserah, menyerah, semuanya mirip-mirip di dalam bahasa Indonesia, tetapi dalam bahasa Inggris, berserah itu dikatakan, total surrender, saya menyerah kepadaMu, menyerah di dalam pengertian surrender all, saya sudah melakukan bagian saya dan saya menyerah, saya kalah terhadapMu Tuhan, saya tidak bisa kontrol kehidupan ini, sekarang biar Engkau yang mengontrol, tetapi ini saya sudah melakukan yang terbaik yang bisa saya berikan kepadaMu, saya berikan kepadaMu, itu namanya berserah. Berserah itu ada sacrifice, bukan berserah, ok Tuhan, sekarang saya tahu deh, memang hidup ini kalau tidak bergantung kepadaMu susah ya, saya sudah capek, sekarang saya berserah, itu berserah yang sangat-sangat dangkal pengertiannya. Anak kecil itu ada lima roti dan dua ikan, aku berserah kepadaMu, itu korban, dia kehilangan sesuatu, itu berserah dalam konsep alkitab, bukan berserah di dalam pengertian, ok saya tidak bisa lagi, sekarang Engkau yang pimpin, itu memang dasar orang yang sudah terjepit kali ya? Kalau penyerahan diri kita itu lebih banyak diwarnai dengan model-model yang seperti ini, kekristenan kita jauh dari apa yang diajarkan di dalam alkitab, meskipun tentu saja Tuhan mengakomodasi kelemahan kita, karena memang Tuhan sabar sekali. Saya baca kutipan dari Craddock, apakah Yesus akan melarikan diri dari kematian, apakah Yesus akan memaksakan iman atau menimbulkan iman itu dengan display supernatural power seperti ini? Jawabannya tidak, karena menurut Yesus, ini namanya mencobai Tuhan.
Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya, menunggu waktu yang baik, wait for the opportune time, prinsip ini sudah pernah kita bahas. Ini khas Lukas, kepekaan terhadap waktu, terhadap moment, karena dia kan history of salvation, kalau kita membaca Matius, setelah itu malaikat-malaikat datang melayani Yesus, Lukas tidak terlalu tertairk dengan cerita ini, dia tidak mencatat malaikat-malaikat melayani Yesus. Kita percaya pasti historically malaikat pasti betul melayani Yesus, tapi Lukas meng-omit bagian itu entah karena alasan apa, tapi menurut dia yang lebih penting adalah dia melihat dari perspektif iblis yang berusaha merusak pekerjaan Tuhan, rencana keselamatan Tuhan dengan selalu menunggu opportune time, dengan waktu yang tepat untuk menghancurkan kehidupan manusia di dalam perjalanannya mengikut Tuhan. Kita harus peka terhadap hal ini, kalau iblis saja peka terhadap kelemahan kita, lalu kita sendiri tidak peka terhadap saat-saat dimana kita lemah, ya kita akan jadi bulan-bulanan dari pada iblis. Iblis itu bukan ngawur, lalu dia melempar panah miliaran panah, dari miliaran panah paling sedikit dua panah akan sampai, begitu ya? Ooh tidak, itu bukan cara kerja iblis, panah tidak habis-habis, pokoknya setiap detik panah terus, lama-lama jatuh juga, ooh tidak, iblis tidak memboroskan panahnya, dia tunggu opportune time, ada bagian yang tidak ada gunanya dia menyerang, dia berhenti dari pada menyerang, iblis itu sangat mengenal kairos, sangat mengenal moment yang tepat. Alangkah celakanya kalau kita orang kristen tidak mengenal moment, moment pertolongan yang dari Tuhan, moment keselamatan waktu datang kita lewat, waktu moment kita lemah, kita tahu kita sangat perlu bergantung sama Tuhan, kita tidak sadar, kita pikir kita kuat, kita masih ok, alangkah celakanya kehidupan orang-orang kristen. Karena iblis pun punya kepekaan terhadap moment seperti ini, kapan iblis melancarkan lagi? Memang betul kan dikatakan di sini opportune time, waktu Yudas mencobai, itu iblis masuk pada saat yang tepat, lalu waktu Yesus di atas kayu salib, muncul lagi kalimat ini, jika Engkau adalah Anak Allah (melalui kalimat-kalimat yang mucul dari bawah dari orang-orang yang membenci Yesus, bukan betul-betul iblis), tetapi itu jelas kalimat yang dari iblis, perkataannya kan sama ya?
Kita dipimpin Roh Kudus masuk ke dalam peristiwa padang gurun, memang yang mencobai bukan Roh Kudus, Yakobus mengatakan, Allah itu tidak mencobai dan tidak dicobai, tetapi kita dipimpin ke sana, mungkin kita bertanya, lalu kenapa doa Bapa kami mengatakan, jangan membawa kami ke dalam pencobaan, kenyataannya Dia sendiri yang membawa kita ke dalam pencobaan. Ini double perspektif, dari sisi Tuhan, Tuhan memimpin kita ke padang gurun, kalau di situ kita dicobai, kenapa kita perlu mengatakan, jangan membawa kami ke dalam pencobaan? Karena kita sadar padang gurun itu bukan sesuatu yang kita tantang, ayo sini mau berapa padang gurun akan saya hadapi, ooh tidak, itu orang yang tidak mengenal dirinya dengan tepat, kita berespon secara rendah hati dihadapan Tuhan. Tanpa Kristus kita sudah pasti gagal di dalam pencobaan, semua manusia gagal, tapi Kristus overcome temptation ini, maka kita berdoa, oh Tuhan kalau boleh jangan membawa kami dalam pencobaan, ini orang yang mengenal dirinya dengan tepat, bukan sok hebat, bukan sok kuat, sok lulus dst., seperti kalimat Petrus, meskipun semua meninggalkan Engkau, aku akan mati bersama Engkau, setelah itu eeh dia tidak berani mengakui identitasnya siapa, akhirnya Petrus jatuh karena terlalu self confidence. Kiranya Tuhan memberkati kita semua, kiranya Tuhan memberikan kepada kita kepekaan dan memberikan kepada kita kemenangan menghadapi pencobaan yang terjadi di dalam kehidupan kita. Amin.
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (AS)