Alasan mengapa kita membahas bagian yang sudah kita baca, yang pertama, ini adalah satu bagian yang menjawab orang-orang kristen untuk bagaimana caranya orang kristen itu menjalankan tujuan hidupnya. Mark Twain mengatakan dua hari yang paling penting di dalam kehidupan manusia, yang pertama adalah hari dimana kita lahir, yang kedua adalah hari dimana kita tahu mengapa kita lahir. Jikalau ditanya kepada orang kristen, mengapa seorang kristen lahir? Maka jawabannya adalah sesuai dengan jawaban pertama dari buku katekismus singkat westminster yaitu untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Tuhan selama-lamanya. Lalu pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita memuliakan dan menikmati Tuhan selama-lamanya? Maka jawaban kita juga sesuai dengan buku katekismus singkat westmeinstrer yaitu dari 2 Timotius 3:1-17. Yang kedua adalah karena seringkali orang kristen itu mengacuhkan yang namanya alkitab. Jikalau ada anak tiri yang selalu diacuhkan, maka ada juga kitab tiri yang selalu diacuhkan bahkan oleh orang kristen sendiri yaitu alkitab. Padahal alkitab ini seharusnya menjadi pedoman di dalam kehidupan orang kristen, tetapi tidak sedikit orang kristen yang memiliki banyak alkitab, lalu semua alkitabnya berdebu, karena alkitab itu jarang sekali dibuka, mungkin hanya dibuka pada saat paskah atau natal saja.
Jika kita melihat ayat 16 dikatakan, segala tulisan yang diilhamkan, apa artinya kalimat ini? Arti yang pertama adalah alkitab itu tidak memiliki kesalahan pada naskah aslinya, yang kedua, tidak memiliki kesalahan di dalam pesannya. Waktu penulis alkitab menuliskan alkitab, bukan dengan cara didikte, tetapi diilhamkan atau diinspirasikan, jadi Allah memberikan ide kepada para penulis alkitab, apa yang harus mereka tulis, lalu mereka menuliskan dengan seluruh kepribadian mereka, dengan karakter dan emosi mereka. Tapi Allah Roh Kudus menuntun mereka waktu menuliskan, sehingga tidak terjadi kesalahan dan di dalam setiap copy dari pada alkitab itu tidak ada pesan yang salah. Lalu arti kedua diilhamkan adalah bahwa alkitab itu memberikan kehidupan, kata diilhamkan dalam bahasa aslinya sama dengan dinafaskan. Kata nafas tertulis di dalam Kejadian 2, ketika Allah menciptakan manusia, manusia itu diciptakan, mereka dibentuk seperti seorang seniman yang membentuk karyanya yang indah, sehingga manusia itu tercipta dengan begitu indah. Waktu manusia itu dirangkai, apakah manusia itu sudah hidup? Tidak, manusia itu hidup ketika Allah menafaskan, kata yang digunakan dalam Kejadian 2 sama dengan kata yang digunakan dalam bagian yang sudah kita baca, pararel yaitu segala tulisan yang dinafaskan. Artinya alkitab itu memberikan kehidupan kepada kita, ketika manusia itu melawan Allah, manusia berdosa, maka manusia mati secara rohani, bagaimana caranya manusia itu bisa hidup? Yaitu ketika manusa itu mendengarkan firman Tuhan, lalu Allah Roh Kudus melahirbarukan. Jadi kita melihat bahwa firman Tuhan itu memberikan kehidupan bagi orang yang mati secara rohani, tetapi tidak sedikit orang kristen yang meng-kitab tirikan alkitab.
Lalu kita melihat ada empat fungsi dari pada alkitab yang tertulis dalam ayat 16 dan 17:
Pertama, untuk mengajar, mengajar berarti memberikan doktrin kepada kita, tetapi tidak sedikit orang kristen yang tidak menyukai doktrin, ada orang kristen yang mengatakan buat apa doktrin? Yang penting perbuatan baik, yang penting mengasihi, lalu ada juga yang berkata, nanti kita seperti orang Farisi, apa yang menjadi keberatan kita terhadap orang-orang seperti ini? Lalu kita bertanya balik kepada mereka, bagaimana kita tahu perbuatan benar kalau tidak diajarkan? Kita mengerti perbuatan benar jikalau hal itu diajarkan kepada kita, karena itu tidak mengherankan 2 Petrus 1:5 mengatakan, justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepadamu iman kebajikan. Kebajikan itu adalah perbuatan baik dan kepada kebajikan itu ditambahkan pengetahuan, tanpa pengetahuan yang namanya perbuatan baik kita itu menjadi perbuatan yang liar, kita mungkin tidak menjadi orang bajik, mungkin lama-lama menjadi bajingan, karena tidak memiliki pengetahuan yang benar bagaimana harus berbuat baik.
Kita melihat, di dalam pandangan dunia, ada hal-hal yang bajik, yang merupakan perbuatan baik tetapi waktu kita melihat di dalam kebenaran firman Tuhan, perbuatan-perbuatan mereka itu bukanlah perbuatan baik. Misalnya dunia itu mengagungkan yang namanya Robinhood yang katanya merupakan seorang pahlawan, dia mencuri dari orang-orang kaya lalu memberikan kepada orang-orang miskin, menurut dunia orang ini adalah orang yang baik, yang benar, tetapi menurut alkitab dia adalah penjahat, karena dia mencuri, dia menghalalkan segala cara untuk mencapai hasilnya. Maka keberatan kita kepada orang yang mengatakan, tidak perlu doktrin, yang penting perbuatan baik, yang penting kita mengasihi, kita harus tanya kepada mereka bagaimana caranya berbuat baik? Bagaimana caranya mengasihi dengan benar? Tanpa pengetahuan yang benar melalui firman Tuhan, maka semua perbuatan yang kita anggap baik itu dimata Tuhan adalah perbuatan yang jahat. Ada juga yang berkata tidak perlu doktrin, nanti kita jadi orang munafik atau orang Farisi, sebenarnya tidak usah belajar doktrin pun kita sudah memiliki bakat munafik, memiliki bakat orang Farisi. Tetapi kita melihat pada naturnya kita adalah orang berdosa yang memiliki talenta besar untuk menjadi orang munafik, tidak perlu alkitab, tapi seringkali waktu kita memiliki doktrin, kita memanfaatkan doktrin itu demi kemunafikan kita, jadi sama sekali yang salah bukan doktrin-nya, tetapi yang salah adalah dalam diri kita sendiri.
Jikalau kita ditanya, apa yang menjadi kebanggaan di dalam hidup kita, kira-kira apa jawaban kita? Apakah ada yang bangga memiliki doktrin? Dalam kitab Yakobus diajarkan bahwa orang kaya itu harus bangga jikalau ia memiliki kerendahan hati, lalu orang miskin harus bangga jikalau orang miskin itu mengerti bahwa dia menjadi pewaris tahta Kerajaan Allah, di dalam versi Yeremia 9:23-24 mengajarkan untuk kita bangga akan pengenalan kita akan Allah. Kalau dunia ini membanggakan kekayaan, kekuasaan dan kepintaran, kalau kita dikatakan sebagai orang yang kaya dst., pasti kita bangga, tapi alkitab mengajarkan bahwa kita harus bangga akan pengenalan terhadap Allah, kalau kita disebut sebagai orang miskin, orang bodoh, kita tersinggung tapi kalau dikatakan kita tidak mengenal Allah, kita biasa saja, sudah begitu kita pun tidak mau juga untuk belajar dalam PA atau STRIJ, karena memang kita tidak bangga untuk mengenal Allah.
Kedua, untuk menyatakan kesalahan, dalam bahasa Inggris dikatakan, rebuke, menegur, kalau dalam bahasa aslinya adalah untuk memarahi, sehingga waktu kita mendengarkan firman Tuhan, lalu kita merasa dimarahi, kita merasa tertegur, itu artinya fiman Tuhan itu sedang bekerja di dalam hati kita. Apa yang menjadi respon kita? Respon kita harusnya tidak marah, tidak kasal, tetapi kita harus melihat bahwa firman itu sedang bekerja, seringkali waktu kita sedang mendengar firman Tuhan, kita mendapatkan teguran, karena memang fungsi dari firman Tuhan adalah untuk menyatakan kesalahan, menegur dan memahari kita. Kita semua harus ingat, paling sederhana yang kita lihat secara kasat mata, ciri-ciri teguran ini adalah menguntungkan bagi orang yang ditegur, tetapi merugikan bagi orang yang menegur. Orang yang ditegur itu mendapatkan keuntungan, orang yang ditegur mungkin merasa kesal, merasa benci, tetapi di dalam hatinya dia tahu bahwa apa yang saya lakukan itu salah dan saya tidak akan mengulanginya lagi. Ini menguntungkan bagi orang yang ditegur, tetapi bagi orang yang menegur, dia memiliki resiko yang begitu besar, orang yang menegur itu mungkin dibenci, mungkin disalahmengerti, mungkin tidak disukai. Sehingga yang menjadi respon kita ketika kita mendapatkan teguran, khususnya melalui firman Tuhan adalah kita harus menghidupinya, karena itu merupakan keuntungan bagi kita.
Di dalam Amsal 5:11-12, “dan pada akhirnya engkau akan mengeluh kalau daging dan tubuhmu habis binasa, lalu engkau akan berkata, ah mengapa aku benci kepada didikan dan hatiku menolak teguran”. Kita diminta untuk menerima teguran sebelum kita mengalami penyesalan di dalam hidup kita, seringkali baik orang kecil maupun orang besar, mereka itu mengalami penyesalan ketika mereka tidak mendengarkan teguran. Seperti seorang Napoleon yang menolak teguran dari bawahannya untuk tidak maju berperang karena kondisi yang tidak memungkinkan, dia tetap maju berperang dan akhirnya 480 ribu tentara Napoleon mati, ini adalah awal kehancuran dari kekaisaran Napoleon. Seringkali orang itu menyesal karena tidak mau menerima teguran, tetapi berbeda dengan cerita seorang raja yang didatangi oleh seorang yang mabuk, karena mabuk, dia mengatakan seluruh kesalahan dari raja itu dan raja diminta untuk bertobat, lalu raja ini menerima teguran itu. Amsal 12:1 mengatakan, siapa mencitai didikan mencintai pengetahuan, tetapi siapa membenci teguran adalah dungu, apakah kita orang dungu atau tidak kita bisa menjawab di dalam hati kita masing-masing.
Ketiga, untuk memperbaiki kelakuan, dalam bahasa aslinya dikatakan, to restore, restore ini bisa kita gambarkan dengan sebuah kota yang indah, lalu kota yang indah ini dihancurkan oleh musuhnya, lalu kota ini menjadi kota yang begitu hancur. Lalu ada orang yang mencintai kota ini dan menyerang musuh-musuh di kota itu, lalu mereka memperbaharui kota itu, me-restore kota itu menjadi kota yang indah. Nah fungsi dari alkitab itu adalah me-restore kita, kita harus ingat, ketika kita diciptakan, kita adalah ciptaan yang begitu indah dihadapan Tuhan, tetapi kita menjadi ciptaan yang kotor, kita menjadi ciptaan yang rusak, kita menjadi ciptaan yang hancur ketika kita hidup di dalam dosa. Lalu bagaimana caranya kita di restore? Caranya adalah ketika kita mendengarkan firman Tuhan dan Allah Roh Kudus bekerja di dalam hati kita, maka yang namanya restore yang paling ultimate, yang paling pertama di dalam hidup kita, yang namanya musuh-musuh, yang namanya dosa, tidak lagi menguasai kita, karena kita di restore secara status. Tetapi yang namanya restorasi di dalam kehidupan kita itu tidak berhenti ketika pertama kali kita dilahirbarukan, restore di dalam kehidupan kita itu senantiasa bekerja melalui firman Tuhan, karena itu seorang kristen tidak boleh berhenti membaca firman Tuhan. Karena firman Tuhan itu me-restore kehidupan kita, tidak hanya secara status kita tidak dikuasai oleh musuh-musuh yang pernah menghancurkan kita, tetapi firman Tuhan itu senantiasa me-restore kita sampai Yesus Kristus datang yang kedua kali, sampai yang namanya penguasa dalam hati kita, penguasa dalam kota ini datang, kita senantiasa di-restore.
Keempat, memperlengkapi orang kristen untuk perbuatan baik, karena itu adalah istilah teologi yang mengatakan, yang namanya pengajaran yang benar tanpa perbuatan yang benar itu adalah bidat. Yang namanya pengetahuan itu berhubungan erat dengan perbuatan baik, karena itu waktu kita baca di dalam kitab Ulangan 6:4 dikatakan, dengarkanlah hai Israel, kata mendengarkan di situ adalah shema. Shema itu bukan hanya mendengar saja, tapi mendengar, menganalisa sampai mereka mengerti apa yang dimaksudkan dengan perintah yang mereka dengar, lalu pada saat yang sama mereka langsung melakukannya. Shema itu berkaitan erat dengan melakukannya, jadi ketika orang kristen diberikan doktrin, mendengarkan firman Tuhan, bukan hanya untuk sekedar pengetahuan, tetapi doktrin itu diberikan untuk dilakukan oleh orang kristen, makanya ada perkataan, yang namanya doktrin yang benar tanpa perbuatan yang benar, itu adalah bidat. Seringkali kita terlalu terburu-buru mengatakan orang mormon, saksi Yehova adalah bidat, memang benar, tetapi coba lihat diri kita, apakah kita bidat atau tidak? Jangan-jangan kita memiliki doktrin yang benar, kita memiliki ortodoksi tetapi mungkin dalam kehidupan kita, sebenarnya kita adalah bidat, begitu kan ya? Kita mengatakan orang lain bidat, ternyata kita juga bidat di dalam perbuatan kita dan kita lihat fungsi alkitab itu memberikan kehidupan yang benar di dalam hidup kita.
Pengetahuan yang benar tanpa perbuatan yang benar adalah bidat, jadi kita harus mengkoreksi diri kita sendiri, senantiasa kita diajarkan doktrin yang benar, tetapi apakah kehidupan kita sudah benar? Kalau tidak, jangan terlalu terburu-buru mengatakan orang lain bidat. Ada satu cerita, seekor singa yang suka makan daging orang kristen, sampai tulang-tulangnya dihabiskan, suatu ketika singa ini mendengarkan khotbah di padang dan akhirnya dia berkomitmen tidak akan memakan daging orang kristen lagi. Tetapi suatu ketika ada orang kristen lewat, singa yang sudah bertobat ini memakan orang kristen ini sampai tulang-tulangnya, kecuali bibirnya, lalu teman-teman singa ini berkata kenapa engkau memakan orang kristen ini, kan sudah berkomitmen? Lalu singa ini berkata, tenang dulu, sebelum saya makan, saya cium-cium dulu, ternyata orang ini hanya mulutnya yang kristen, jadi saya makan semua dan saya sisakan mulutnya. Dari cerita ini kita melihat bahwa yang namanya kita sebagai seorang kristen, kita tidak hanya mendengarkan doktrin, kita tidak hanya mengatakan saya ini orang kristen, tetapi dalam perbuatan kita, kita juga harus meyatakan diri bahwa kita adalah orang kristen, kita tidak boleh menjadi bidat di dalam perbuatan-perbuatan kita.
Kita seringkali salah mengerti bahwa reformed itu tidak berbicara tentang moralitas, bahkan hukum Taurat bagi Calvin memiliki tiga fungsi, pertama, membuat orang tahu bahwa dia adalah orang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan dirinya, kedua, membawa orang yang tidak berpengharapan itu kepada Kristus, yang ketiga, membawa bagaimana seorang kristen itu hidup sebagai orang kristen, bagaimana moralitas yang baik itu. Orang refomed tidak anti terhadap moralitas, karena itu Yakobus 2:18-20 mengatakan, iman tanpa perbuatan adalah mati, tunjukkanlah kepadamu imanmu tanpa perbuatan, maka aku akan menunjukkan imanku dengan perbuatanku. Lalu dalam 1 Timotius 3:1-4, yang menuliskan bagaimana gereja itu mencari seorang pengurus, orang-orang yang melayani Tuhan itu melihat moralitas mereka, melihat perbuatan mereka, dalam bagian ini kita melihat bahwa kategori orang yang melayani di gereja itu adalah orang yang memiliki moral yang baik. Juga dalam 2 Timotus 4:5, dalam bagian ini kita diminta untuk melakukan semua pekerjaan-pekerjaan baik dan dalam kitab Titus juga dituliskan bagaimana orang-orang yang melayani Tuhan itu bukan hanya orang kristen, tetapi orang kristen yang memiliki perbuatan-perbuatan yang benar.
Biarlah firman Tuhan ini bisa menjadi pedoman di dalam hidup kita dan kita ingat setiap hari dan kita bisa mengingat satu prinsip dalam hidup kita yaitu yang namanya pengajaran yang benar tanpa perbuatan yang benar itu, adalah bidat. Amin.
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (AS)
Gereja Reformed Injili Indonesia Jemaat Kelapa Gading