Pada tahun 1912 ada satu kapal yang terbesar yang pernah dibuat oleh manusia namanya titanic, pembuat kapal ini dengan confidence berkata this is unsinkable ship, kapal yang tidak mungkin tenggelam, bahkan Tuhan sendiri pun tidak bisa menenggelamkan, kira-kira begitu kan ya? Lalu apa yang terjadi, yang terjadi adalah kapal itu menabrak gunung es dan tenggelam, ada sekitar seribu lima ratus orang yang mati tenggelam. Confidence yang sama terjadi di dalam bagian yang sudah kita baca hari ini, orang Israel berkata, tidak mungkin tabut Allah kalah dari ilah-ilah orang fasik, tetapi yang terjadi adalah disepanjang satu pasal yang sudah kita baca ada satu kalimat yang terus menerus atau berulang-ulang diucapkan yaitu kalimat tabut Allah sudah dirampas (ayat 11, 17, 19, 21 dan 22).
Di sini kita melihat ada satu pertarungan yang besar antara Israel dan Filistin, kalau kita melihat 1 Samuel ini dalam konteks-nya di dalam seluruh alkitab di dahului oleh kitab Yosua dan kitab Hakim-Hakim. Dalam kitab Yosua kita melihat bangsa Israel dipimpin oleh seorang pemimpin baru yaitu Yosua, yang menaklukkan tanah Kanaan dan mereka berhasil masuk menaklukkan bangsa-bangsa yang lain. Lalu setelah Yosua mati, di kitab Hakim-Hakim kita melihat ada krisis kepemimpinan, dimana tidak ada lagi pemimpin yang mempunyai hati seperti Yosua atau Musa yang berpaut kepada Tuhan dan kita melihat dalam kitab Yosua, mereka berhasil menaklukkan tanah Kanaan, tapi dalam kitab Hakim-Hakim justru mereka ditaklukkan oleh ilah-ilah tanah Kanaan dan berulang-ulang mereka ditindas, mereka jatuh ke dalam perbudakan dari bangsa-bangsa di sekitar mereka.
Lalu di 1 Samuel ini kita melihat ada satu eagerness, satu keinginan untuk memiliki seorang raja yang nanti diberikan oleh Tuhan, tetapi sebelum itu kita melihat, siapakah pemimpin yang sekarang memimpin bangsa Israel? Yang memimpin adalah iman Eli, mempunyai dua anak Hofni dan Penehas, dalam alkitab dicatat bahwa kedua anak imam Eli ini adalah imam yang jelek, kalau pada zaman sekarang ini kira-kira yang membuat seorang pendeta atau hamba Tuhan diusir dari gereja apa? Biasanya ada dua dosa besar, dosa seksual atau dosa keuangan dan kita tahu yang bisa membuat seorang pemimpin jatuh adalah tahta, wanita dan harta, Hofni dan Pinehas jatuh dalam ketiga hal di atas. Mereka menyalahgunakan kekuasaan, tahta yang diberikan oleh Tuhan dan mereka juga tamak dengan uang, ketika setiap umat datang membawa korban persembahan, sebelum dipesembahkan, dia sudah menyuruh para bujangnya untuk mengambil dulu persembahan tersebut dan dicatat juga mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu kemah pertemuan. Kondisi umat Israel juga tidak jauh berbeda dengan kondisi pemimpin mereka, jadi bangsa Israel sudah jatuh pada kondisi paling bawah dan di sini kita melihat ada pertarungan antara Israel dan Filistin, sampai pada akhirnya nanti dibangkitkan seorang raja Daud untuk mengalahkan Filistin.
Sampai sekarang kalau kita melihat Palestina (akar kata dari Filistin) selalu ada berita yang gonjang-ganjing, dimana orang Romawi yang nantinya menjajah bangsa Israel, mereka terus-menerus mendapatkan pemberontakan dari bangsa Israel, karena begitu jengkelnya, mereka mengganti nama tanah tersebut bukan lagi Israel tetapi tanah Palestina, nama musuh mereka. Dalam bagian yang sudah kita baca, peperangan antara Israel dan Filistin bukan hanya peperangan antara militer, tapi juga peperangan diantara ilah-ilah mereka. Pada zaman itu mereka memiliki banyak ilah, dewa laut, gunung dan sungai, kalau dewa gunung kuatnya di gunung, kalau turun gunung dia langsung loyo, dst. jadi ini yang dipercaya oleh bangsa kuno pada zaman itu. Oleh karena itu Allah Yahwe adalah Allah yang begitu berbeda dari ilah-ilah yang lain, tetapi dalam zaman ini sesungguhnya kita juga tidak berbeda dengan agama-agama primitif yang berkata bahwa Tuhan hanya berkuasa di tempat-tempat tertentu dan bukankah kita juga sering mendengar celetukan, yaah orang kristen tidak akan survive-lah kalau di dipolitik, mungkin dipolitik Amerika bisa, tapi di politik Indonesia yang begitu kotor, orang kristen yang benar-benar bersih tidak mungkin bisa selamat, seakan-akan itu wilayah yang Tuhan kita pun tidak bisa masuk ke tempat itu. Dan bukankah di dalam menjalankan bisnis kita sering mengatakan, tidak mungkin bisa kalau menjalankan bisnis sebersih-bersihnya di Indonesia. Jadi kita pun juga melihat, menghidupi bahwa di tempat-tempat tertentu Tuhan kita sepertinya tidak berkuasa dan tidak bisa masuk ke tempat-tempat tersebut.
Itulah yang dilakukan oleh orang-orang Israel pada zaman itu, mereka melihat bahwa mereka kalah bukan karena Allah mereka kalah kuat, mereka tahu Yahwe itu Allah yang kuat tetapi kenapa kita bisa kalah? Mereka langsung berkata karena Tuhan yang membuat kita kalah, jadi bagaimana? Marilah kita mengambil tabut perjanjian Tuhan dari Silo, berarti kita kalah karena kita lupa membawa tabut perjanjian Tuhan, tabut Allah masih tertinggal di Silo, jadi Allah yang dilokalkan. Dan mereka menyuruh orang ke Silo, lalu mereka mengangkat tabut Allah, apa sih tabut Allah itu? Tabut Allah adalah satu kotak yang melambangkan kehadiran Allah hadir di tengah-tengah umatNya dan disimpan di ruang maha kudus, hanya boleh satu tahun satu kali oleh satu orang masuk ke ruangan maha kudus itu, yaitu iman besar. Tetapi ketika mereka desperate, tabut Allah itu diambil dari Silo, siapa yang mengambil? Hofni dan Pinehas, dua hamba Tuhan yang tangannya berlumuran dosa ini dan mereka mengambil masuk ke ruang maha kudus, bukan satu orang, tapi dua orang, mengambil bukan pada waktu yang ditentukan, bukan diperintahkan oleh Tuhan, tetapi mereka mengambil tabut perjanjian karena mereka berpikir, kalau kita bawa tabut Allah ini, maka Tuhan akan berserta dengan kita. Jadi mereka masuk ke dalam satu pengertian yang tidak jauh berbeda bahwa mereka bisa memaksa Tuhan untuk memberikan kemenangan kepada mereka kalau mereka membawa lambang-nya Allah. Mereka juga mengingat di dalam pengalaman masa lalu mereka bahwa memang Allah berserta dengan umatNya itu sangat powerful, tabut Allah ini memberikan kemenangan, contohnya mereka ingat waktu Yosua mengalahkan kota Yerikho yang temboknya tinggi, yang begitu tebal, yang tidak mungkin dikalahkan oleh bangsa Israel. Tapi dengan cara yang sangat mukjizat dengan cara mengelilingi kota dan imam membawa tabut Allah di depan dan semua tentara ikut dibelakangnya, mereka terus berputar, sampai pada hari ketujuh temboknya runtuh dan mereka menang. Dan orang Filistin juga ingat terhadap masa yang lalu, mereka melihat bagaimana Allah menolong bangsa Israel dari tangan orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah dan mereka juga mendengar militer Mesir dihancurkan oleh Allah Yahwe, semua anak sulung mati, dst., dan mereka ketakutan.
Demikian juga kita bisa seperti orang Israel, kalau kita lihat kebelakang, bagaimana Tuhan memimpin, tetapi saat ini orang Israel lupa bahwa kondisi mereka jauh berbeda dibandingkan dengan sebelumnya ketika Allah menyertai nenek moyang mereka. Tetapi mereka lupa bahwa mereka sudah membuang Tuhan, tapi mereka masih mengharapkan kehadiran yang sama, masih mengharapkan berkat yang sama dari Tuhan dan banyak orang kristen yang sekarang hidupnya sudah jauh dari Tuhan, tapi masih berharap, masih mengharapkan Tuhan selalu hadir, Tuhan selalu memberkati dia. Banyak orang kristen yang selalu hidup dimasa lalu, bagaimana dulu Tuhan menyertai mereka, Tuhan memberkati pelayaan mereka, tetapi sekarang mereka jauh berbeda kondisinya dan masih mengharapkan Tuhan hadir di dalam kondisi yang sama. Dan itulah yang terjadi kalau kita mengobati penyakit kita dengan hanya mengobati gejalanya dan bukan mengobati penyakitnya, bangsa Israel di sini waktu mereka kalah, waktu introspeksi, yang mereka pikirkan adalah kita harus membawa tabut Allah, mereka bukan berpikir bahwa kita harus bertobat dari kesalahan-kesalahan kita, dari penyembahan berhala kita agar Tuhan kembali, bukan itu yang meeka lakukan, tapi harus membawa tabut Allah. Jadi masalah terbesar bangsa Israel adalah mereka hanya mau mengobati penampakan luar, tetapi mereka tidak membereskan apa yang menjadi masalah mereka di dalam yaitu penyembahan berhala dan ketidaksetiaan mereka terhadap Allah Yahwe.
Kertika kita membahas tentang penyembahan berhala, apa sih yang dikatakan para reformer, tokoh-tokoh reformasi ketika mereka melihat hal ini? Setiap manusia pada dasarnya adalah penyembah berhala dan Agustinus memberikan definisi yang sangat menarik, penyembahan berhala adalah disordered love, cinta kasih kita yang urutannya tidak terurut, yaitu kita menyembah hal-hal yang baik, yang bukan Allah. Kita tahu hukum pertama adalah kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap tanagamu dst., lalu hukum kedua, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, kasihilah, tetapi setan bukan menawarkan hal yang buruk, tapi dia hanya sekedar menyelewengkan yang baik. Jadi kita disuruh mencintai sesama kita, kita disuruh mencintai istri kita, dst., tetapi porsinya kita naikkan melebihi Tuhan dan itu yang dikatakan Agustinus sebagai penyembahan berhala, ketika cinta kita terhadap Tuhan diturunkan dan cinta terhadap sesama, terhadap hal-hal lain dinaikkan. Bukankah ini juga terjadi di dalam gererja Tuhan, bahwa kita menaikkan berkat Tuhan lebih dari pada Tuhan sendiri? Bukankah kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang lain dibandingkan kita menghabiskan waktu dengan Tuhan di dalam doa misalnya yaitu satu hal yang kita lihat bahwa setan itu bisa men-distorsi hal-hal yang baik, kita melihat semua hal yang menjadi kebejatan, kebobrokan dalam dunia ini pada dasarnya adalah baik, apakah kekuasaan, sex itu jahat? Tidak, semua itu baik diberikan oleh Tuhan, tetapi setan menyelewengkannya. Jadi kita melihat semua hal yang diipakai oleh setan pada dasarnya adalah baik, hal-hal yang baik yang Tuhan berikan sebagai berkat untuk kita mengenal Tuhan, tetapi malah membuat kita lebih jauh dari Tuhan.
Lalu Martin Luther berkata, penyembahan berhala itu adalah ketika seseorang menganggap bahwa dia bisa menyelamatkan dirinya dengan usahanya sendiri, apa maksudnya kalau kita kaitkan dengan perikop yang sudah kita baca ini? Di dalam tabut Allah itu disimpan dua loh batu yang berisi sepuluh perintah Allah dan hukum yang pertama adalah jangan ada padamu Allah lain dihadapanKu, tetapi yang dilakukan bangsa Israel adalah mereka mengilahkan kotak emas itu sebagai allah sendiri, lebih dari pada Allah. Dan Luther berkata kamu akan melanggar perintah yang lain ketika kamu melanggar hukum yang pertama, jadi hukum yang pertama menjadi dasar dari semua hukum yang lain ketika kamu melanggar hukum kedua, ketiga, keempat, pada saat yang sama kamu juga melanggar hukum yang pertama. Kenapa Martin Luther disebut sebagai bapak reformasi? Karena pada saat itu gereja-gereja Roma Katolik sedang dalam kondisi yang begitu jauh dari pada Tuhan dan gereja Roma Katolik ingin membangun satu gereja besar, saint Peter Basilika, yang membutuhkan dana yang sangat besar, tetapi mereka berkata, uangnya darimana untuk membangun gedung yang besar ini? Lalu mereka memikirkan, apa sih yang diperlukan umat? Yang diperlukan adalah bahwa mereka ingin diselamatkan, supaya mereka lepas dari api penyucian, karena mereka terus-menerus dihantui oleh bahwa mereka tidak bisa melakukan tuntutan gereja untuk bisa diselamatkan yaitu perbuatan baik dst. Kalau kamu dan orang tuamu atau kakek nenekmu ingin diselamatkan, kami punya surat pengampunan dosa, kalau kamu beli surat ini, waktu kamu mati, kamu akan lewat dari api penyucian, wah orang berbodong-bondong membeli surat ini. Luther menemukan bahwa orang tidak bisa mendapatkan keselamatan dari dirinya sendiri, apalagi dengan membeli surat pengampunan, ketika dia membaca surat Roma, orang benar hidup oleh imannya, kita diselamatkan hanya oleh iman kepada Yesus Kristus dan itulah good news yang melahirkan reformasi, sola fide, only by faith, sola gracia, only by grace, hanya oleh karunia Allah kita diselamatkan bukan oleh perbuatan baik kita dan Luther berkata, penyembahan berhala adalah ketika kita manusia tidak percaya bahwa yang menyelamatkan kita adalah anugerah Tuhan, itulah penyembahan berhala.
Kemudian Calvin berkata penyembahan berhala sumbernya bukan dari luar diri kita, bukan dari patung, yang menjadi sumber dari penyembahan berhala adalah hatimu sendiri dan dia mengucapkan satu kata yang menarik, hati manusia adalah pabrik berhala, jadi yang terus menciptakan berhala-berhala adalah hati kita sendiri. Dan setan sangat pintar memakai hati kita yang licik itu untuk memakai hal-hal yang terbaik itu kita jadikan berhala, misalnya dalam satu buku manajemen dikatakan, the enemy of the best thing is not bad thing, hal yang menjadi musuh dari hal yang terbaik itu bukan hal yang jelek, tetapi hal yang baik, sehingga engkau tidak lagi mencari yang terbaik. Itulah yang dilakukan oleh hati kita, kita puas dengan hal-hal baik yang kita temui, yang kita jadikan berhala, sehingga kita tidak mau lagi mencari yang terbaik yang seharusnya diberikan kepada Allah sendiri. Yang dilakukan hati kita adalah dia merubah hal-hal yang baik itu menjadi berhala, kita menjadikan suami, istri dan anak kita menjadi berhala, misalnya ketika harus ke gereja, seringkali kita ditentukan oleh apakah anak kita sedang tidur atau bangun, kalau tidur ya ke gereja, kalau sudah bangun, ya tidak usah ke gereja, karena akan mengganggu. Jadi secara tidak sadar kita sudah menjadikan anak kita sebagai berhala, memang kita tidak memanggil anak kita berhala, tetapi hal itu sudah menggantikan hal yang ultimate di dalam hati kita.
Bahkan Tim Keller berkata, semakin baik hal tertentu itu, semakin dia memuaskan hati kita, semakin kita bersyukur kepada Tuhan untuk hal itu, semakin besar juga potensi hal tersebut menjadi berhala di dalam hati kita, the better the more dangerous dan kita sih melihat ooh saya tidak jatuh ke dalam pemberhalaan seperti itulah, tapi apakah kita yakin di dalam zaman modern ini tidak ada lagi pemberhalaan? Sangat masih sama dengan zaman dahulu, dalam setiap zaman pemberhalaan terus berlangsung, hanya dalam cara-cara yang terus berbeda. Kita melihat di alkitab ada satu tradisi, ada satu practice yang sangat dibenci oleh Tuhan yaitu mereka mempersembahkan anaknya, child sacrifice, ini sangat dibenci oleh Tuhan, para penyembah berhala ini membakar anaknya sendiri, memotong anaknya atau melempar anaknya ke kawah gunung berapi supaya kemarahan allah itu bisa diredakan, supaya mendapatkan jaminan panen tahun ini dll. Wah ini orang tua zaman dulu sadis sekali, tetapi apakah sekarang child sacrifice sudah tidak ada? Ternyata masih ada dan bahkan dilakukan oleh orang-orang kristen, sekarang mungkin tidak ada yang membuang anaknya ke kawah gunung berapi atau memotong anaknya, tidak ada lagi demi nama Tuhan, tetapi mereka demi nama karir, demi nama kesuksesan, mereka mengorbankan anaknya dengan mengabaikan. Bukankah itu yang kita lihat di zaman modern ini yang tuntutan kompetisi begitu hebat, ada ayah yang pergi ke kantor sebelum anaknya bangun dan ketika kembali ke rumah, anaknya sudah tidur lagi, dan hal itu terjadi berulang-ulang karena begitu sibuknya. Sang ayah hanya membelikan kebutuhan anaknya, baik mainan atau yang lain, tanpa sadar sang ayah sudah mengorbankan anaknya di altar kesuksesan pribadinya.
Lalu bagaimana di dalam 1 Samuel 4 ini ketika mereka membawa tabut Allah yaitu Tuhan membiarkan diriNya ke luar dari tanah Israel. Kita melihat ada kabar kekalahan yang lebih besar lagi, kalau di sini dilihat secara tampak mata adalah mereka kalah tiga pulu ribu orang dan kota Silo juga dibakar habis, kita melihat itu kekalahan besar, tetapi kekalahan terbesar adalah tabut Allah sudah dirampas. Apa yang menjadikan orang Israel itu orang Israel, apa yang menjadikan orang Israel itu bangsa pilihan? Yaitu Allah mereka memilih mereka dan Allah hadir di tengah-tengah mereka, dan simbol yang terpenting, yang paling utama itu sekarang sudah dirampas dan sudah ke luar dari tanah Israel, mereka kehilangan jati diri mereka. Setiap orang yang menyembah berhala secara tidak sadar sudah membuang jati dirinya sendiri, di sini dikatakan, tabut Allah sudah dirampas, ikabot telah lenyap, kemuliaan dari Israel. Tuhan ingin memberikan pelajaran kepada bangsa Israel, kamu pikir dengan membawa tabut Allah bisa memaksa Saya untuk bertindak memberikan kemenangan? Tidak, Allah itu adalah Allah yang bebas. Dan berikutnya ketika tabut Tuhan dibawa ke tanah orang Filistin, tabut Tuhan disandingkan dengan dewa Dagon, pada hari yang kedua orang Asdot ketika bangun pagi-pagi keesokan harinya melihat tampaklah Dagon jatuh dengan muka ke tanah dihadapan tabut Tuhan, lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya di tempatnya, mereka bertanya-tanya kenapa dewa mereka jatuh. Keesokan harinya ketika mereka bangun pagi-pagi tampaklah dewa Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah dihadapan tabut Tuhan, tetapi kepala Dagon dan kedua tangannya terpenggal dan terpelanting diambang pintu, hanya badan Dagon itulah yang masih tinggal. Tuhan ingin pesanNya benar-benar jelas, bukan gempa bumi, bukan hal-hal lain yang menjadi penyebab Dagon jatuh, tetapi tabut Allah sendiri, bukan Dagon yang berkuasa dan Dagon tidak berdaya.
Kita bisa pulang dari kebaktian ini dengan dua sikap, yang pertama sepertinya saya aman, saya tidak seperti orang Filistin atau orang Israel dan kita sebenarnya bersikap seperti orang Filistin. Kita tahu mana yang benar, mana yang salah, tetapi kita tetap memilih yang salah, memilih apa yang sudah kita tetapkan sendiri, yang ditetapkan orang Filistin adalah apakah mereka berubah iman, apakah mereka meninggalkan Dagon dan menyembah kepada Yahwe? Tidak, yang mereka lakukan adalah mereka membuang Yahwe ke luar, mengusir Yahwe dari tanah Filistin dan kita bisa ke luar dari ruangan ini dengan berpikir satu sikap pride, saya tidak seperti mereka atau kita bisa dengan sikap yang berkata, betul ya, saya terus-menerus jatuh di dalam hal yang sama, saya tidak bisa ke luar dari dosa tertentu, bagaimana saya bisa lepas dari semua ini?
Khotbah hari ini bukan mengajarkan justification by faith alone, reformasi mengajarkan keselamatan kita adalah hanya melalui karunia dihadapan Tuhan saja. Tetapi kita orang reforned jatuh ke dalam ekstrim yang satunya lagi yaitu kita sudah diselamatkan, tetapi penyucian, hidup kudus kita siapa yang tentukan, siapa yang harus berusaha lebih keras lagi? Saya dan akhirnya kita menyadari poin dari pemberhalaan adalah kita tidak bisa menjadikan Tuhan sebagai yang terutama, man is incapable of making God the most ultimate in our life. Pesan dari pemberhalaan adalah kita tidak bisa menjadikan Tuhan itu yang utama, kita by nature selalu menjadikan hal yang kedua, ketiga dst. menjadi tuhan kita, walaupun kita tahu bahwa hal yang pertama itu harusnya Tuhan, tetapi kita tidak bisa menjadiklan Tuhan sebagai yang nomor satu. Lalu bagaimana supaya kita bisa lepas dari pemberhalaan ini? Sama, anugerah Tuhan, kita diselamatkan hanya oleh anugerah, hidup pengudusan kita juga oleh anugerah Tuhan, kita diselamatkan ketika kita melihat salib Kristus, kita dikuduskan juga bukan dengan kekuatan diri kita, tapi melihat kepada Kristus dan apa yang sudah Dia lakukan. Kita suka berkata, salvation is not what we have to do, it is what God Christ has done, bukan apa yang sudah kita lakukan tetapi apa yang sudah Kristus lakukan bagi kita, itu untuk keselamatan. Hal yang sama juga berlaku untuk hidup kudus, kita tidak bisa melakukannya sendiri, satu-satunya cara supaya kita hidup lebih kudus adalah melihat kepada Kristus, apa yang sudah Dia lakukan, Dia menyerahkan diriNya sendiri mati di kayu salib dan tabut Allah juga menyerahkan diriNya sendiri, bukan dirampas, tetapi dengan kerelaan diriNya sendiri.
Slogan reformasi adalah sola fide, sola scriptura, sola gracia, soli deo gloria, tetapi juga ada satu slogan lain, semper reformanda yaitu reformasi tidak berhenti 1517 saja, reformasi sejati adalah reformasi yang terus menerus mereformasi dirinya dan gereja juga harus mereformasi dirinya terus menerus. Kita sih memang tidak ada problem dengan justification by faith, kita tahu keselamatan kita adalah oleh Tuhan, tapi yang menjadi problem bagi kita gereja kebanyakan adalah kita suka menganggap keselamatan dan pengudusan diri kita tergantung dari seberapa besar kita berusaha, bukan itu. Jadi khotbah hari ini adalah mengajak kita untuk mengerti bahwa Tuhan bisa meninggalkan kita karena idolatry, tetapi kita bisa kembali kepada Tuhan karena anugerah Tuhan dan Tuhan bisa melepaskan akar-akar hati kita yang penuh dengan pabrik dosa itu. Kalau hati kita sudah di dalam Kristus, hati kita sudah mempunyai new owner, pabrik itu sudah dibeli dan pabrik itu mempunyai new owner dan new management, new style of doing, mari kita berdoa kepada Tuhan agar hati kita dengan pemilik yang baru juga menghasilkan buah-buah pertobatan yang baru dan kita semakin dilepaskan dari pemberhalaan dalam hidup kita. Amin.
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (AS)
Gereja Reformed Injili Indonesia Jemaat Kelapa Gading