Teks pencobaan ini adalah teks pencobaan yang luar biasa, Wiliam Hendirckson mengatakan, di dalam pencobaan Tuhan Yesus, Tuhan Yesus menjalankan tiga jabatanNya, Imam, Nabi dan Raja. Mungkin kita bingung, bagaimana kita memahami bahwa dalam pencobaan Tuhan Yesus ini ada tiga jabatan yang dilakukan? Pertama, kita lihat di sini jabatan Imam dilakukan ketika Tuhan Yesus menanggung penderitaan di dalam pencobaan, pencobaan dilakukan oleh setan kepada Tuhan Yesus bukan untuk menjatuhkan, sebab setan tahu Tuhan Yesus tidak mungkin jatuh. Tetapi pencobaan adalah bagian dari penyiksaan, John Piper mengatakan, setan memiliki tiga pencobaan yang paling dahsyat, yang pertama dia memakai pencobaan yang sudah pernah berhasil, kalau tidak berhasil dia munculkan yang kedua dan munculkan lagi yang ketiga, setan pengalaman ribuan tahun, dia memakai tiga pencobaan dahsyat dan itu adalah bagian penderitaan. Ketika Yesus menanggung penderitaan apapun dalam dunia, Dia sedang berjabat sebagai Imam, menanggung penderitaan yang harusnya kita tanggung.
Kita akan membandingkan pencobaan apa yang dikerjaan setan pada Tuhan Yesus dan apa yang dikerjakan setan kepada kita, ada bedanya, yang dikerjakan setan kepada Tuhan Yesus adalah dia majukan pencobaan dan belakangnya penderitaan, seperti bungkusan, bungkusan luar daun pisangnya adalah godaan, dalamnya, gula merahnya, itu penderitaan. Kalau kepada kita orang percaya, terbalik, waktu setan menggoda kita, setan memakai depannya bukan godaan, tetapi penderitaan, waktu setan menyiksa orang percaya, penganiayaan diberbagai tempat, setan tidak berniat untuk melihat kematian kita atau melihat kita kesakitan, itu bukan tujuan setan, kepentingan dan tujuan setan adalah ketika penderitaan itu muncul, dia tawarkan godaan dibaliknya, enak ikut saya, kamu ikut Tuhan setengah mati kan? Maka di situ bedanya pencobaan Yesus dengan penderitaan kita, berbeda di situ dan ini yang dialami orang-orang kristen diberbagai tempat, ketika para misionaris melihat orang kristen menderita, dianiaya dst., banyak orang kristen berkata, kalau begini kita kembali saja kepada agama yang lama. Lalu misionaris menulis satu lagu, I have decided to follow Jesus, no turning back, no turning back, kenapa dia tulis lagi itu? Karena godaan begitu besar, waktu setan mencobai kita, dia majukan dulu penderitaan, penderitaan itu godaan dibelakangnya luar biasa dahsyat.
Banyak orang kristen bertahan dalam menghadapi godaan, tetapi ketika penderitaan tiba sudah tidak tahan lagi, godaan paling besar itu bukan godaan mentah yang diberikan, bukan, godaan paling sulit yang dialami oleh orang kristen adalah godaan setelah ada penderitaan. Misalnya sudah 10 tahun menikah belum punya anak, di sini ada orang pintar, mumpung bapak tugas kantor ke sini, ini bukan kebetulan, coba perhatikan kalimat ini, ini pasti rencana Tuhan, orang tua sudah marah ingin punya cucu, mari pak saya antar, saya sendiri berhasil, 15 tahun menikah tidak punya anak, langsung punya anak, tidak usah bayi tabung, bertemu orang pintar. Apakah dia memakai air-air, jampi-jampi? Tidak, ini tambah yakin kan? Lalu dia berangkat, pergi ke orang pintar supaya punya anak. Begitu ada penderitaan, godan setan lebih dahsyat lagi, banyak orang kristen hancur di sini, sudah tidak tahan lagi. Misalnya sudah berapa tahun tidak bekerja, sudah berapa tahun hanya jadi staf, ini kalimat-kalimat yang sering dipakai setan, kita harus hati-hati dengan kalimat seperti ini, sudah berapa tahun jadi staf, kapan naik jabatan, lalu? Lalunya apa? Maka gereja-gereja hari ini, dari pada jemaatnya ke dukun, maka dukunnya dibawa ke gereja, ini lebih afdol lagi, karena orang kristen kalau diajak ke dukun rasa gelisah, tidak tenang, maka sekarang dukunnya dibawa ke gereja. Kenapa? Karena tidak tahan, ini bahaya dan masih banyak contoh penderitaan yang lain dalam kehidupan kita. Pertama-tama kita melihat Yesus melakukan jabatan Imam ketika Dia menjalankan penderitaan di dalam pencobaan setan. Kedua, Yesus menjalankan jabatan Raja ketika Yesus menaklukkan setan, Yesus bukan hanya tidak bisa ditaklukkan oleh setan, tetapi Dia menaklukkan setan. Ketiga, Yesus menjalankan jabatan sebagai Nabi ketika Dia memberitakan firman melawan setan.
Waktu setan mencobai Tuhan Yesus, “jikalau Engkau Anak Allah”, setan mencobai Tuhan Yesus bukan dia tidak tahu Yesus itu Anak Allah, bukankah dia baru mendengarkan kesaksian kosmik, Allah Bapa berkata, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNya- lah Aku berkenan”, setan baru mendengar ada kesaksian itu. Jadi setan bukan tidak tahu, kenapa sudah tahu masih ngomong? Justru karena dia sudah tahu, apakah setan itu tidak tahu bahwa kita sudah beristri? Justru karena dia sudah tahu kita beristri, kita bersuami, kita orang kristen, kalau tidak temptation means nothing, pencobaan tidak ada gunanya. Itu sebabnya temptation means something, pencobaan itu jadi berarti. Kalau setan datang mencobai kita dan berkata, oh saya lupa kamu sudah punya istri, itu bukan pencobaan, justru karena dia tahu kita sudah berkeluarga, sudah beriman, sudah ke gereja, maka setan bicara. Setan tahu Yesus itu Anak Allah, itu sebabnya dia bicara kalimat itu, kalau dia tidak tahu, ya nothing, tidak ada gunanya, maka dia datang mencobai, “jikalau Engkau Anak Allah, perintahkanlah batu menjadi roti”. Kita melihat ada pembalikan firman yang tidak terlihat di dalam ayat ini, implisit muncul, apa itu? Jawaban Yesus di dalam Matius 4:4, itu adalah kutipan dari kitab Ulangan 8:3, apa bedanya? Ulangan 8:3 Tuhan memakai kelaparan untuk menguji orang Israel dan mengajar mereka manusia hidup bukan dari roti saja. Tetapi di dalam Matius 4, setan memakai kelaparan untuk mencobai Tuhan Yesus dan mengajarkan bahwa manusia hidup hanya dari roti, ini pembalikan, itu sebabnya Yesus menjawab persis kejantung persoalan yang di dalam pikiran setan. Tuhan Yesus ketika menjawab pertanyaan atau apapun, tidak menjawab yang ditanya, Tuhan Yesus tidak mempunyai kewajiban untuk menjawab yang ditanya, Tuhan Yesus justru mau menjawab apa yang menjadi jantung persoalan, ada pada manusia atau ada pada setan.
Setan memakai hal-hal yang secara intrinsik itu baik, mukjizat, makan, batu dan roti, mukjizat itu bukanlah hal yang pada dirinya buruk, kalau mukjizat itu dilakukan oleh setan, itu baru buruk, begitu juga dengan makan, batu dan roti, bukanlah hal yang pada dirinya buruk. Tetapi setan memakai hal-hal yang secara intrinsik itu baik, apa itu? Contoh: Banyak perselingkuhan dimulai dari belas kasihan, belas kasihan bagus tidak? Bagus, itu sebabnya kita harus tambahkan satu kalimat, bukan hanya mercy, tetapi sanctified mercy, belas kasihan yang disucikan. Seorang manager pulang kantor, melihat anak perempuan cantik-cantik jalan kaki, kasihan jalan sendiri, oooh searah, bareng yok, James Dobson mengatakan, perselingkuhan adalah merubah pertemuan-pertemuan yang tidak disengaja, menjadi pertemuan-pertemuan yang disengaja. Kan heran ya, selalu itu yang satu arah, setan jarang mencobai yang berbeda arah, we find no reason, tidak ada alasan, maka satu arah, sanctified mercy, suami bilang sama istri, kasihan ya adikmu sudah punya anak ditinggal suaminya, sudahlah, kamar belakang kan kosong, tidak apa-apa dia suruh tinggal di situ, belas kasihan yang tidak disucikan adalah akar perselingkuhan. Setan memakai hal-hal yang baik, belas kasihan itu baik, Yesus penuh dengan belas kasihan, tapi jangan lupa, bukan hanya mercy, tapi juga sanctified mercy.
Setan memakai hal-hal baik, bukan hal yang pada dirinya buruk, persoalannya ada dimana? Persoalannya adalah setan ingin memberi defenisi siapakah Kristus? He wants to define who is Jesus, ini problemnya. Apa haknya setan boleh menentukan siapa Yesus? Kalau Engkau Anak Allah perintahkan batu jadi roti, apa haknya setan? Lalu setan memberi penyelesaian, ada 4 penyelesaian setan dan berbahaya sekali: Pertama, setan pengertian, kita lihat ayat 2 dan 3, ada pengertian, dia tahu Yesus lapar, setan tidak mengatakan, perintahkanlah batu-batu ini menjadi air, karena itu bukan the real problem, itu bukan persoalan yang sedang dihadapi. Kalau orang sedang kesulitan uang, mungkin setan datang mengataan, perintahkanlah batu menjadi uang, dia pengertian, ini bahaya. Setan datang pada waktu yang tepat, dia pengertian, kita harus hati-hati, kadang-kadang setan lebih pengertian dari pasangan kita, ini persoalan dan dia pakai agen-agen dia yang penuh pengertian. Pak lagi ada masalah? Saya sudah nikah 30 tahun istri saya tidak pernah tanya sekalipun pertanyaan itu, setan mulai masuk, mau sharing-sharing? Nah coba lihat ya…., sudah makan malam? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu jangan ditanggapi, jadi kita para pria harus minta anugerah ketegasan sama Tuhan, kadang-kadang sms itu berkelanjutan bukan? Itu sebabnya pria harus tegas, setan itu pengertian dan manusia dimana-mana ingin dimengerti, dari pendeta sampai anak sekolah minggu, semua ingin dimengerti dan setan memakai jalan ini, “pengertian”, ini bahaya. Kedua, penyelesaian setan komprehensip, comprehenship solution, ada metode, ada sarana, kita lihat ayat 3, setan tidak mengatakan jikalau lapar cari apa saja untuk makan, coba turun ke kampung membeli roti, kalau lapar cari dong sesuatu, pikir dong? Kalau penyelesaian seperti itu, justru setan dimaki-maki, setan berikan penyelesaian, ada batu, jadikan itu roti, solusi jelas, tuntas, komprehensip, kita harus hati-hati. Ketiga, setan memberi solusi instant, langsung jadi, cepat, tuntas, contoh orang yang tadi tidak punya anak, bapak pergi ke Singapore, habis uang banyak belum tentu punya anak, bapak keliling rumah sakit dari Surabaya sampai Bandung, belum tentu punya anak, datang ke sini pak, hanya perut ibu yang dielus tiga kali, langsung hamil bulan depan. Pembicaraan dimulai dengan pengertian terlebih dahulu, bapak sudah habis uang banyak, nah ini pengertian dahulu, biasanya solusi setan dimulai dengan pengertian, pergi ke Singapore sampai tiga bulan, akhirnya hamil? Tidak, coba bapak ke sini, tidak bayar, setan memberi solusi, kita harus hati-hati.
Kita harus betul-betul minta belas kasihan Tuhan, setan mencobai Tuhan Yesus tepat pada waktunya, coba kita perhatikan kalimat ini, setan tahu kapan waktu terbaik untuk mencobai kita, tetapi kita tidak tahu kapan waktu terbaik dicobai oleh setan, ini ironinya. John Owen mengatakan, kadang-kadang setelah kita membuat komitmen yang berapi-api, pada waktu itulah kita jatuh dalam dosa, karena kita lupa berjaga-jaga, waktu kita membuat komitmen kecenderungan kita merasa tenang, tetapi setan sudah berdiri dibelakang mau tusuk kita dan kita tidak tahu, di situ memang perlu berjaga-jaga. Satu hal lagi yang menakutkan dalam teks ini, setan mencobai kita melakukan apa yang bisa kita lakukan, dia tahu Yesus bisa melakukan mukjizat, maka dia minta Yesus melakukan. Pencobaan berkaitan dengan apa yang bisa kita lakukan tetapi tidak boleh kita lakukan, misalnya ancaman perselingkuhan, bukan berkaitan dengan orang yang ada di negara lain atau nun jauh di sana, bukan, tetapi berkaitan dengan disebelah meja, sebelah kamar, sebelah rumah, yang bisa dilakukan tetapi tidak boleh dilakukan, itu pencobaan. Itu sebabnya hal ini sangat menakutkan, betul-betul setiap hari kita harus meminta belas kasihan Tuhan, merenungkan penderitaan Kristus, karena setiap hari kita menghadapi pencobaan yang begitu dahsyat, kalau bukan belas kasihan Tuhan, kita betul-betul bergumul, apa yang bisa kita lakukan, tetap tidak boleh kita lakukan. Setan tidak pernah mencobai apa yang tidak bisa kita lakukan, ada tinggal tanda tangan, langsung dapat uang, tinggal lakukan ini, langsung dapat uang, itu menjadi godaan untuk kita.
Kalau pencobaan begitu berat, begitu sulit, bagaimana Tuhan Yesus memakai firman Tuhan di dalam konteks ini?
Pertama, firman Tuhan memelihara fokus, Yesus kembali berfokus kepada Tuhan, setan berfokus kepada apa yang masuk kemulut manusia, Yesus berfokus kepada apa yang ke luar dari mulut Allah, model ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh Marta dan Maria. Marta berfokus kepada apa yang masuk ke mulut Yesus, Maria berfokus kepada apa yang ke luar dari mulut Yesus, ini mirip. Marta memiliki analisis, Yesus dalam perjalanan menuju ke Yerusalem, dalam perjalanan jauh, lapar itu konsekuensi yang logis, Marta membaca fenomena, Yesus dalam perjalanan ya pasti lapar, Dia perlu makan, Maria membaca esensi, ini bedanya. Maria peka Yesus mau kemana, Marta peka bahwa Yesus akan ke Yerusalem, tetapi Maria bukan itu, He is going to be crucified on the cross, pikirannya lain, Marta tahu Yesus menuju Yerusalem, Dia perlu makan, Maria tahu Dia menuju penyaliban, dia mau dengar Tuhan, apa yang ingin Engkau sampaikan. Setan berfokus kepada apa yang masuk ke mulut manusia, Yesus berfokus kepada apa yang ke luar dair mulut Allah. Firman memimpin fokus kita terus-menerus, saya rindu satu hal, biarlah sepanjang hidup kita, kita terus-menerus merenungkan yang namanya penderitaan Kristus, saya belajar itu, dalam menghadapi kesulitan, menghadapi godaan, saya belajar merenungkan penderitaan Kristus. Penderitaan Kristus adalah satu kekuatan yang luar biasa, sayangnya penderitaan Kristus hanya kita renungkan pada waktu Jumat Agung atau perjamuan kudus, selepas itu, hari-hari kita, kita lupa merenungkan penderitaan Kristus.
Firman Tuhan itu ketika tiba kepada kita, mengarahkan kita, itu sebabnya saat teduh setiap pagi, itu bukan hambatan, saat teduh setiap pagi sama dengan kita isi bensin mobil, itu bukan gangguan, kalau kita tahu kebutuhan bensin setiap hari, lalu kita isi full untuk satu minggu. Tetapi kalau makan tidak bisa, makan itu harus setiap hari, karena manusia bukan seperti harimau yang makan satu kali 40 kg, bisa untuk satu minggu, misalnya ada satu orang saya kasih santapan harian, lalu saya katakan, setiap hari dibaca ya, lalu setengah jam kemudian dia berkata, saya sudah baca semua pak, ini sih sistem harimau, bukan sistem manusia. Bukan seperti itu, tetapi untuk kita renungkan setiap hari, firman itu menolong kita. Tuhan Yesus begitu menghargai firman Tuhan, sampai-sampai Charles Spurgeon mengatakan, Yesus itu Allah, Dia Firman Allah, Dia Nabi, bayangkan, kalau Dia bicara saja, itu sudah Firman Tuhan, tetapi kenapa Yesus masih mengutip PL? Di situ membuktikan Tuhan Yesus menghargai alkitab, alkitab itu menolong kita, memelihara fokus kita.
Kedua, alkitab berfungsi untuk konstruksi identitas, Yesus mau mengatakan who am I not depend on your word but on God word, siapa Aku tidak ditentukan oleh apa yang kau ucapkan, tetapi oleh Firman Tuhan. Siapa kita bukan ditentukan oleh setan, bukan ditentukan oleh dunia, tetapi ditentukan oleh Firman. Firman berfungsi meng-konstruksi identitas kita, seorang filsuf dari Perancis mengatakan, selera itu konstruksi sosial, saya pakai contoh apa betul truly Indonesian people mau makan shushi? Filsuf itu mencurigai shushi, jangan-jangan kita makan shushi karena ada satu citra bahwa orang makan shushi itu orang kelas atas, apakah lidah kita betu-betul mau makan shushi? Itu namanya selera dikonstruksi secara sosial, kalau identitas dikonstruksi secara sosial kita sudah lihat itu, sekarang orang kalau tidak memakai smart phone, rasanya apa? Orang memakai smart phone itu karena fungsi atau karena citra? Nah ini bedanya tipis, siapa kita itu bukan ditentukan oleh dunia, oleh setan, oleh masyarakat, tetapi dikonstruksi oleh firman, aku dicipta sebagai gambar Allah, aku dicintai oleh Tuhan, aku dikuduskan oleh Tuhan. Siapa saya, saya bukan orang hebat, bukan orang rajin, bukan orang yang giat, bukan orang pintar, bukan, aku orang yang dicintai Tuhan. Kalau identitas kita tergantung pada kita, begitu kita berubah, identitas kita berubah, dulu memang dia orangnya setia, tetapi sekarang tidak, dulu dia memang orangnya rajin, tetapi sekarang malas, tapi kalau kita bilang, saya orang yang dicintai Tuhan dari kekal sampai kekal, saya tetap orang yang dicintai Tuhan. Itu identitas kita, dicintai Tuhan.
Ketiga, firman itu menolong kita untuk mengerti apa yang benar melalui firman, pada waktu kita membaca firman terus-menerus, semakin kita sering membaca firman setiap hari, firman Tuhan yang kita simpan dalam hati kita Roh Kudus akan pakai pada waktu yang perlu. Pada waktu kita menghadapi penderitaan, menghadapi godaan, firman itu muncul, setiap hari firman itu memberitahu apa yang benar, kita jadi mengerti, apakah ini benar atau tidak? Kadang-kadang waktu kita membaca alkitab, dosa yang sudah lima tahun lalu, kita diingatkan oleh Roh Kudus, maksudnya apa? Kadang-kadang waktu kita berbicara dengan orang lain, motivasi kita tidak baik, waktu kita melakukan itu lima tahun yang lalu, sekarang pasti kita sudah lupa, tetapi waktu kita saat teduh, bersyukur Tuhan beritahu, alkitab mengatakan, Roh Kudus menginsyafkan kita akan dosa melalui firman dan sekarang kita sadar, iya ya, dulu saya pernah bicara dengan orang motivasinya tidak benar, Tuhan sadarkan kita.
Keempat, firman Tuhan dipakai untuk menyerang setan, firman Tuhan adalah pedang Roh, bukan dalam konteks seperti mantra, firman itu dipakai melawan setan bukan seperti mantra, bukan, tetapi firman Tuhan direnungkan. Waktu kita berhadapan dengan setan, berhadapan dengan tawaran-tawaran, logika-logika yang dia bangun, di dalam Efesus 6 Paulus mengatakan, hati-hatilah, bertahanlah terhadap tipu muslihat setan. Kata tipu muslihat dalam bahasa Yunani adalah metodeia, metode, hati-hati terhadap metode setan, dengan cara apa? Ketika setan memberi kepada kita tawaran, harus kita lawan, lawannya dengan firman, begini saja, tidak apa-apa, tidak bisa, ini adalah kekejian dimata Tuhan atau begini saja, ayo coba, tidak bisa, ini adalah hal yang menyakitkan hati Tuhan, karena firman menolong kita terus-menerus. Kita jangan percaya kepada tahayul bahwa setan takut pada suara keras, itu tidak ada di alkitab, setan takut nama Yesus dan firman Tuhan, itu betul. Ketika Yesus berbicara dengan setan, Dia tegas, siapa namamu? Engkau harus menyembah Aku, harus menyembah Allah ada tertulis………….., semua tegas, tetapi tidak berarti harus suara keras, tetapi dengan firman untuk melawan tawaran-tawaran setan.
Setan itu jahat, sejak semula seperti pembunuh, dia goda, goda, goda kita sampai kita jatuh, setelah jatuh, dia tuduh, tuduh kita sampai hancur, maka Yesus katakan, dia pembunuh sejak semula. Tawarannya begitu manis, tetapi Amsal 5 mengatakan, setelah semuanya berlalu yang tinggal hanyalah kepahitan dan penderitaan (kita harus terus ingat kalimat ini), semua yang belum nikah dengar baik-baik dan jangan tertipu oleh setan. Tawaran datang, seolah-olah enak, rongrongan setan sepanjang hidup hanya untuk kita menikmati berapa menit kenikmatan itu, tetapi rongrongan setan sampai mati. Coba kita bayangkan, orang yang belum menikah jatuh dalam seks di luar nikah, bagaimana dia menjawab pertanyaan anaknya nanti ketika anaknya sudah SMA, papa mama duluh waktu pacaran pernah intim? Papa mamanya akan bohong sampai mati, susahnya luar biasa, hanya untuk kenikmatan beberapa menit, rongrongan setan selama-lamanya. Kalimat Amsal di atas tadi begitu menusuk sampai ke dalam hati kita, pahitnya hari-hari itu tidak bisa ditawar dengan apapun, berat badan itu cepat turun seperti orang kena kanker, karena stres memikirkan semua itu.
Setelah semuanya berlalu yang tinggal hanyalah kepahitan dan penderitaan, biarlah Tuhan memberikan kita firman terus-menerus menghadapi godaan setan yang tidak habis-habisnya. Waktu Yusuf menghadapi godaan setan, dia menghadapi bukan hanya satu kali, dalam Kejadian dikatakan, setiap hari digoda terus, sampai satu hari dia sudah tidak tahan, dia lari, biarlah kita setia kepada firman Tuhan, pikirkanlah firman, pikirkanlah penderitaan Kristus setiap hari dan mari sama-sama kita meminta kepada Tuhan untuk memberi firman. Amin.
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (AS)
Gereja Reformed Injili Indonesia Jemaat Kelapa Gading
