Bagian yang sudah kita baca seringkali dikatakan sedang mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus dengan setia, terus berdoa kepada Tuhan, seakan-akan kita bisa memaksa Tuhan karena doa kita konsisten dan itulah yang mengubah isi hati Tuhan, saya rasa tidak demikian. Satu hal yang bisa kita pelajari dari perikop ini adalah Abraham gagal di dalam doanya, dia tidak berhasil menyelamatkan orang-orang benar di kota Sodom, nanti kita bisa lihat kota Sodom tetap dihancurkan karena Abraham gagal di dalam doanya, dia tidak mengerti 100 % dengan kondisi kota Sodom dan isi hati Tuhan. Bukan karena doa kita demikian precision maka kita akan merubah hati Tuhan, tetapi di sini Tuhan akan memperlihatkan kepada kita bahwa Tuhan bekerja jauh lebih besar, agung dan indah daripada semua yang bisa kita doakan.
Sodom adalah kota yang sangat terkenal sekali di lembah sungai Yordan tersebut, ada lima kota di lembah itu, tetapi yang paling sering disebutkan adalah Sodom dan Gomora untuk melambangkan lima kota di lembah sungai Yordan tersebut. Lembah sungai Yordan adalah lembah yang sangat subur, sangat indah, bahkan seperti taman Eden dan Lot mempersamakan lembah sungai Yordan dengan apa yang dia bayangkan tersebut, sehingga sedemikian dia inginkan. Sebaik-baiknya kota Sodom, sebesar-besarnya kota Sodom, kota Sodom bukan kota yang terlalu besar, sebenarnya tidak tepat dikatakan sebagai satu kerajaan, Sodom adalah satu city state, satu kota yang cukup kecil. Pada tahun 1970 para arkeolog menemukan puing-puing yang diperkirakan adalah kota-kota daripada lembah sungai Yordan tersebut, mereka menemukan satu tempat dimana mereka percaya ini adalah kota Sodom. Mereka menemukan bahwa penduduk kota Sodom itu hanya 600 sampai 1200 orang saja, bukan kota yang terlalu besar, apalagi satu empire, a kingdom, bukan, tapi adalah kota kecil, small city state.
Yang menarik adalah kota yang kecil ini adalah satu kota yang sudah berdosa besar dihadapan Tuhan, dalam Kej.13:13 dituliskan bahwa kota kecil ini sudah sin greatly against the Lord, sudah berdosa demikian besar dihadapan Tuhan, dan dalam Kej.18:20 dikatakan Tuhan juga memberikan penilaian tentang kota Sodom, sesungguhnya sangat berat dosanya. Kita mungkin tahu kata Sodom, lalu ada kata sodomi, dosa homoseksual bukan satu dosa yang baru belakangan ada, dosa homoseksual ini sudah ada sejak kota Sodom itu ada. Bayangkan, kota yang kecil ini menjadi satu kekejian yang besar dimata Tuhan, sekarang kita pikirkan, bagaimana dengan fakta bahwa kita hidup di tengah kota yang besar ini? Apakah kota yang besar ini menjadi satu hal yang tidak keji dimata Tuhan? Berapa banyak dosa yang terjadi di kota besar ini? Berapa banyak kekejian yang terjadi setiap harinya di kota besar ini? Seharusnya sikap kita hidup di tengah kota yang besar dan berdosa ini seperti apa?
Paling sedikit Lot adalah orang yang steril, orang benar, tetapi yang steril karena dia tidak menghasilkan buah, tidak ada satu orang pun di kota Sodom yang percaya ketika dia sudah hadir dan tinggal di kota Sodom itu selama 20 tahun. Tetapi di dalam 2 Petrus 2:6-8 dia dikatakan sebagai orang benar, orang benar yang tidak menghasilkan orang benar lainnya ini, setiap hari mengalami sakit hati melihat kejahatan, ketidakadilan dan semua dosa-dosa yang terjadi di kota Sodom. Bagaimana dengan kita yang hidup di kota besar ini, adakah kita memiliki satu hati yang menangis seperti Lot? Yesaya ketika bertemu tahta Tuhan, dia mengatakan, celakalah aku karena aku adalah orang berdosa dan aku hidup di tengah-tengah orang berdosa, dia bukan mengatakan, celakalah saya karena saya adalah orang berdosa saja, tetapi fakta bahwa saya hidup di tengah-tengah orang berdosa, itu adalah satu hal yang mencelakakan sekali.
Pada saat lot meninggalkan Abraham dalam Kej.13, lalu menuju kota Sodom makin mendekati Sodom, pertama dia melayangkan pandangannya ke lembah sungai Yordan, lalu berjalan menuju kota Sodom, lalu mendirikan tenda di dekat kota Sodom, di dalam Kej. 14 menandakan bahwa dia sudah hidup di kota Sodom dan dalam Kej.19:1, menujukkan bahwa dia bukan hanya hidup di kota Sodom, ketika para malaikat Tuhan datang untuk menghakimi kota Sodom tersebut, Lot sedang duduk di pintu gerbang kota Sodom. Maksudnya adalah biasanya orang yang duduk di pintu gerbang satu kota adalah orang yang sangat dipandang baik, dihargai di kota tersebut, di sini alkitab mau mengatakan bahwa ada progres dari Lot, mata dan hatinya Lot semakin lama semakin terikat kepada kota Sodom tersebut. Setelah 20 tahun sejak Lot meninggalkan Abraham, sampai akhirnya kota Sodom dihancurkan oleh Tuhan, 20 tahun itu adalah satu penantian daripada Tuhan yaitu penantian bagaimana Sodom harus dihakimi. Lot tidak sadar ketika dia pindah ke kota Sodom bahwa satu hari kota Sodom akan dihakimi, tetapi nanti Lot akan dberitahu oleh Tuhan bahwa kota Sodom itu akan dihakimi.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari perikop ini yang pertama adalah sifat dari penghakiman Tuhan. Penghakiman Tuhan adalah sesuatu yang tidak diketahui oleh orang berdosa, coba kita bayangkan, di dalam kondisi dimana Abraham dan Tuhan sedang berbicara mengenai nasib dari kota Sodom, orang Sodom juga menjalankan hidup mereka seperti biasanya, padahal hidup sedang berjalan di atas benang yang demikian tipis, karena nasib mereka sedang dibicarakan oleh Abraham dan Tuhan. Tetapi mereka tidak sadar bahwa mereka sedang di dalam penantian penghakiman dari Tuhan. Di dalam Lukas 17:28 dikatakan, pada hari kota Sodom itu dihancurkan mereka melakukan kegiatan seperti biasanya, makan dan minum, membeli dan menjual, membangun dan menanam sampai pada hari Lot keluar dari kota Sodom, kota itu langsung dihakimi oleh Tuhan. Ini fakta dari penghakiman Tuhan yang luar biasa sekali, ketika Tuhan mau menghakimi, orang dunia tidak mengerti, orang berdosa tidak sadar bahwa mereka sedang akan dihakimi oleh Tuhan. Yang lebih ironis lagi adalah dituliskan dalam Kej.19:5, menceritakan bagaimana ketika malaikat Tuhan datang untuk menghakimi orang Sodom, orang Sodom meminta supaya mereka bisa mengetahui mereka, kata tahu di sini dalam konteks hubungan seksual , mereka meminta Lot untuk memberikan kedua malaikat ini. Ini ironis, tidak sadarkah mereka, mereka memamerkan dosa mereka dihadapan malaikat Tuhan yang akan menghakimi mereka?
Inilah fakta dari orang berdosa, bukan hanya tidak sadar mereka akan dihakimi oleh Tuhan, seringkali mereka demikian bangganya memamerkan dosa mereka dihadapan Tuhan yang sedang akan menghakimi mereka. Tetapi orang percaya mengetahui bahwa Tuhan akan menghakimi, dalam kasus ini Tuhan memberitahukan rencanaNya kepada Abraham (Kej.18:17 dst.), orang-orang percaya tahu bahwa dunia ini sedang menunggu penghakiman daripada Tuhan. Penghakiman daripada Tuhan pasti akan terjadi, kalau kita melihat kondisi dunai ini, kita bertanya, what's going on? Tuhan seakan-akan diam dan membiarkan hal ini terjadi, seperti yang terjadi di Irak dan Suriah (ISIS), bagaimana mereka membunuh orang percaya, satu hal yang menjijikkan sekali, and yet kita bisa bertanya kepada Tuhan, kenapa hal ini terjadi? Sebenarnya kita bisa meratap dihadapan Tuhan dan membaca kitab Ratapan, salah satu kelemahan orang reformed adalah tidak adanya pergumulan pribadi dengan Tuhan, kemungkinan dimana kita bisa hadir dihadapan Tuhan, lalu meratapi semua hal yang dialami oleh orang-orang benar dihadapan Tuhan. Ratapan itu bukan sesuatu permintaan cengeng dihadapan Tuhan, tetapi ada suatu hal dimana kita memikirkan Tuhan, dengan fakta bahwa Tuhan adalah Tuhan yang benar, Tuhan yang adil, tetapi faktanya ada begitu banyak ketidakadilan terjadi di dalam dunia ini.
Seringkali kita bertanya, kapankah Tuhan benar-benar menyelesaikan semua dosa, semua pergolakan, semua pembunuhan di dunia ini? Yang paling celaka adalah kalau kita sama sekali tidak memiliki perasaan semacam ini, hati kita sudah sedemikian kebal, sehingga apa yang dialami oleh saudara-saudara seiman kita di tempat lain, kita tidak peduli. In any case, seringkali kita merasa when is the judgement, the judge God is going to judge? Tetapi alkitab menjawab, pasti akan terjadi, coba kita lihat 2 Petrus 3:7 dan 9, 10, dst., Tuhan tidak akan lalai walaupun banyak orang yang akan menganggapNya lalai, sudah dua ribu tahun, katanya Aku segera datang, sudah dua ribu tahun kok belum datang? Apalagi kalau banyak orang kristen yang dibunuh, lalu kita bertanya, berapa lama lagi Tuhan, lalu mungkin kita mulai meragukan, apakah Tuhan akan datang lagi? Apakah penghakiman dari Hakim yang adil itu akan datang? Alkitab menjawab yes, it will come, penghakiman Sodom hanyalah satu tipologi daripada penghakiman Allah yang akan datang, ketika Yesus datang kedua kali.
Ketika penghakiman Allah datang, itu adalah satu hal yang mengerikan, banyak orang kristen sekarang terlalu menekankan satu aspek daripada karakter Tuhan yaitu Tuhan yang penuh kasih, tetapi tidak lagi men-downgrade atau menganggap sepi atribut dari Tuhan yang lain, bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang maha adil, Dia akan menghakimi. Dalam Matius 10 Tuhan membandingkan Kapernaum dengan Sodom, hai Kapernaum, kau pikir engkau akan ditinggikan, oh tidak, engkau akan direndahkan sampai ke hades, karena apa yang terjadi, kalau mukjizat sudah Aku lakukan di Kapernaum, di lakukan di Sodom, maka kota Sodom itu akan ada sampai sekarang. Maksudnya kekebalan hati Kapernaum itu jauh lebih daripada Sodom dan nanti Kapernaum akan dihakimi oleh Tuhan lebih daripada Sodom. Dan saya rasa juga demikian kota dimana kita hidup sekarang ini, ketika Tuhan menghakimi kedua kali nanti, itu akan jauh lebih menakutkan, lebih mengerikan dari apa yang Dia lakukan terhadap orang Sodom. Tuhan yang adil pasti akan menghakimi seluruh ketidakadilan, seluruh kejahatan yang ada di dalam dunia yang Dia ciptakan.
Apa yang bisa kita pelajari mengenai umat Tuhan? Dalam perikop ini dikatakan bahwa jumlah orang benar itu tidak banyak, di dalam gereja pasti ada kumpulan orang benar dan tidak benar, karena gereja bukanlah neraka dan gereja juga bukanlah surga. Neraka adalah kumpulan orang-orang tidak benar yang sudah tidak memiliki pengharapan, dimana mereka akan terus berdosa, surga adalah kumpulan orang-orang yang sudah dibenarkan, sehingga mereka tidak dapat berdosa lagi. Orang benar itu jumlahnya sangat sedikit, bahkan diantara keluarga Lot pun, 1 dari antara 4 orang dihakimi Tuhan jadi tiang garam. Maka di sini alkitab mengajarkan kepada kita, jumlah dari orang benar begitu sedikit di kota Sodom, dari 600 sampai 1200 orang tersebut hanya segelintir orang yang keluar, hanya 4 orang yang keluar dari kota Sodom dan diantara 4 orang tersebut, hanya 3 orang yang selamat, satu orang harus menjadi tiang garam. Alkitab sendiri mengatakan, jalan itu demikian sempit dan orang yang menemukannya demikian sedikit, dalam Roma 9 dikatakan, pada akhirnya akan ada sisa-sisa orang Israel, bahkan Yesus dalam Lukas 18 menceritakan, ketika Anak Manusia datang lagi, akankah Dia mendapatkan iman diantara manusia? Ini menjadi satu warning bagi kita, jumlah orang benar itu sedikit, tetapi ada orang benar karena Tuhan adalah Tuhan yang menjaga keberadaan orang benar tersebut.
Sesedikitnya orang benar mereka memegang satu peranan penting terhadap orang-orang disekitar mereka, they play very important role, misal dalam kasus Abraham ini, maka Abraham dipanggil untuk mendoakan orang benar yang lainnya di kota Sodom tersebut. Dengan demikian secara tidak langsung doa Abraham itu ada efeknya bagi orang-orang yang tidak benar lainnya di kota Sodom, bahkan Abraham dipanggil untuk menjadi berkat bagi banyak orang, bagi seluruh bangsa. Keberadaan orang benar mungkin hanya sedikit, tetapi kita adalah orang yang berperan penting bagi keberadan orang-orang disekitar kita, yang pasti kita dipanggil bukan untuk hidup acuh dalam dunia ini, kita dipangil untuk mendoakan dunia ini, mendoakan negara kita, pemimpin kita dll., paling sedikit kita mendoakan keselamatan dari orang percaya yang lain, karena keberadaan mereka juga menentukan bagi shalom orang lain disekitar mereka, walaupun mereka bukan orang benar. James Montgomery Boice mengatakan, how much the wicked owe something to the righteous, begitu banyak orang yang fasik tersebut berhutang budi kepada orang benar, karena untuk keberadaan orang benar tersebut Tuhan memberikan anugerah Dia juga kepada orang-orang yang tidak benar. Seperti Laban mengakui bahwa dia diperkaya karena keberadaan Yakub, begitu juga dengan Potifar menjadi orang yang sedemikian diberkati melalui keberadaan daripada Yusuf, kisah Paulus di kapal ketika menuju Roma dan kalimat Yeremia 5.
Keberadaan orang benar itu demikian penting dan kita sebagai orang kristen seringkaili tidak sadar bahwa demikian penting role kita dalam dunia yang Tuhan ciptakan ini. Yang paling celaka adalah kalau keberadaan orang-orang benar justru membuat sekitar kita dihakimi oleh Tuhan, paling celaka kalau kita tidak menjalankan fungsi kita seperti Lot selama 20 tahun di kota Sodom tidak mempertobatkan siapapun, sehingga kota Sodom harus dihakimi. Keberadaan kita dalam pekerjaan di kantor, di tempat study dan di tempat-tempat lain dimana Tuhan tempatkan kita adalah untuk memberikan shalom kepada orang-orang disekitar kita. Paling tidak kalau mereka belum percaya, mereka bisa menikmati shalom daripada Tuhan, anugerah umum Tuhan melalui keberadaan kita.
Dalam bagian yang sudah kita baca ini yang lebih penting adalah melihat apa yang Tuhan ingin kita pelajari mengenai Tuhan dan bukan mengenai kita. Kita akan mempelajari karakter Tuhan itu sendiri, yang pertama, Tuhan adalah Tuhan ada di sana dan Dia bukanlah Tuhan yang mati, Dia adalah Tuhan yang pasti menjalankan penghakiman. Kita hidup di zaman modern, dimana ketika modern science hadir yang menggambarkan bahwa dunia ini seakan-akan semuanya mekanik, seperti jam yang sudah di stel satu kali dan dilepas bisa jalan sendiri. Sehingga ada konsep dalam dunia orang-orang modern bahwa alam semesta seperti itu, Allah sudah menciptakan alam semesta, lalu membiarkan alam semesta itu bekerja dengan sendirinya, jadi Tuhan hanya interrupt satu kali dalam menciptakan alam semesta, lalu membiarkan alam semesta itu bekerja dengan sendirinya. Seorang teolog bernama Thomas Barney mengatakan, apakah Tuhan yang besar itu? Lalu dia mengeluarkan satu kalimat yang sangat terkenal, Tuhan yang tidak campur tangan di dalam dunia ini adalah Tuhan yang besar dan lebih besar. Maksudnya adalah kalaupun Tuhan harus terus campur tangan dalam dunia ini, itu seakan-akan Dia sedang menciptakan satu dunia seperti jam yang diputar secara manual, Dia harus terus campur tangan, bukankah Tuhan jauh lebih besar? Kalau Dia sudah menciptakan, sekali menciptakan lalu Dia tidak usah sama sekali campur tangan lagi dalam dunia ini dan membiarkan dunia ini berjalan demikian saja?
Tetapi alkitab menceritakan hal yang lain, alkitab menceritakan bahwa Tuhan itu terus campur tangan di dalam dunia yang Dia ciptakan. Setelah Dia menciptakan Adam maka Tuhan langsung berbicara kepada Adam, tidak membiarkan Adam, setelah Adam dan Hawa berdosa, Tuhan langsung berbicara kepada mereka, langsung menjanjikan mengenai keselamatan. Tuhan adalah Tuhan yang terus campur tangan dan tanpa campur tangan Tuhan maka kita adalah manusia yang paling patut dikasihani, karena kita tidak mungkin diselamatkan, karena keselamatan hanya anugerah Tuhan saja. Maka He is there and He is always at work, Dia masih bekerja, seringkali kita membaca alkitab lalu kita mendapatkan satu konsep, wah Tuhan kita adalah Tuhan yang demikian besar, Dia bekerja pada zaman Abraham, Ishak, Yakub dan selanjutnya Dia hidup dalam zaman Daud, Dia bekerja demikian besar dalam gereja mula-mula. Lalu kia memiliki satu konsep Tuhan adalah Tuhan yang bekerja, dulu, tetapi kalau kita bertanya, apakah sekarang Tuhan masih bekerja dalam hidup kita? Kita mengimani Tuhan yang bekerja dalam zaman yang lampau, tetapi kita tidak mengimani Tuhan yang masih bekerja juga dalam zaman ini.
Dalam kitab 1 Samuel 17, ketika orang-orang Israel berhadapan dengan tentara Filistin, mereka berseberangan, tidak ada satu pun yang berani untuk menyerang kubu yang lain selama 40 hari 40 malam. Lalu ada seorang yang bernama Goliat maju dan menantang barisan daripada orang Israel, tidak ada satu orang pun yang berani maju, sampai akhirnya kita tahu Daud yang maju. Kalimat pertama yang keluar dari mulut Daud waktu dia maju adalah apa yang dilakukan oleh orang yang mengalahkan orang ini yaitu orang yang sedang menghina seluruh barisan Allah yang hidup. Kalimat dari Daud ini adalah kalimat pertama dalam semua perikop, dimana kata Allah disebutkan, orang Israel adalah orang yang pernah menikmati penyertaan Allah, mereka tahu bagaimana Allah mengalahkan seluruh tanah Kanaan, bahkan Allah sudah pernah memporak-porandakan Mesir sedemikian rupa, dll. mereka mengerti atas sejarah tersebut. Tetapi itu adalah yang bekerja zaman dahulu, pada saat mereka ditantang oleh Goliat tidak ada satu orang pun yang berani mengatakan seperti Daud, Tuhanku adalah Tuhan yang hidup.
Mungkin atribut Tuhan kita yang paling fondasional adalah fakta bahwa Dia Tuhan yang hidup. Ketika kita membaca title Aku adalah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, hal yang langsung bisa saya resapi, yang membakar hati saya adalah mengetahui bahwa Dia bukanlah Allah orang yang mati, yang memang mereka sudah mati, tetapi Dia adalah Allah yang hidup, sehingga ketika mereka sudah mati sekalipun, Dia adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub, juga Allah dari generasi demi generasi dan Allah yang hidup adalah Allah yang masih bekerja sampai sekarang. Pergumulan apapun yang kita hadapi, mungkinkah kita seperti Daud yang mengatakan bagaimana Tuhan sudah membebaskan aku dari mulut singa, Tuhan yang sama akan membebaskan aku dari cengkeraman orang Filistin ini, Goliat.
Lalu hal kedua yang bisa kita pelajari mengenai Tuhan adalah He care about the wellbeing of His people, di sini sangat menarik sekali bagaimana Abraham seakan-akan perlu mengingatkan Tuhan mengenai jati diri Tuhan, kita lihat Kej.18:25, ini adalah pertanyaan Abraham, sebenarnya di sini dia agak lancang karena Abraham tidak mengenal karakter Allah 100%, tentu tidak ada seorangpun yang mengenal karakter Tuhan sebagaimana Tuhan mengenal diriNya sendiri. Tetapi di sini ingin menunjukkan bagaimana kita seringkali tidak mengerti di dalam pertanyaan kita, kita hanya menyatakan kebodohan kita, tentu Hakim dari seluruh dunia ini akan menghakimi dengan adil, bahkan Tuhan melakukan sesuatu yang lebih daripada apa yang diminta oleh Abraham. Abraham hanya minta, bagiamana kalau ada 50, 45, 40, 30, 20 dan 10 orang? Dan Tuhan katakan ada jumlah-jumlah orang benar di sana, maka Aku tidak akan menghancurkan kota Sodom, tetapi Abraham tidak pernah minta kepada Tuhan supaya Tuhan menyelamatkan orang benar, toh faktanya tidak ada 10 orang benar di kota Sodom. Sehingga kalau Tuhan hanya mengikuti standar daripada Abraham, maka Tuhan akan menghakimi seluruh orang benar tersebut dengan orang Sodom juga, karena tidak ada 10 orang benar di kota Sodom. Tetapi apa yang Tuhan lakukan, Tuhan melakukan sesuatu yang lebih dan bahkan melebihi permintaan daripada Abraham, Dia membawa semua orang benar dari kota Sodom.
Ketika kita berdoa dihadapan Tuhan kita harus mengakui dengan rendah hati bahwa kita belum mengenal 100% Tuhan kita, seringkali doa kita hanya mengatakan kebodohan-kebodohan, ketidakmengertian kita mengenai keagungan Tuhan, sehingga Tuhan melakukan sesuatu melebihi apa yang kita minta atau doakan. Kalau kita pelajari dari alkitab, penghakiman Tuhan selalu disertai dengan anugerah Tuhan, ketika penghakiman Tuhan itu datang, langsung pada saat yang bersamaan ada anugerah Tuhan yang juga disertakan di sana. Misalnya, air bah adalah yang Tuhan pakai menghakimi seluruh mahluk hidup, tetapi air bah yang sama dijadikan oleh Tuhan sebagai alat untuk membuat sebuah kapal yang terapung-apung menyelamatkan semua orang di dalam perahu tersebut. Demikian juga ketika Tuhan menghakimi Sodom dan Gomora, penghakiman Tuhan selalu disertai anugerah Tuhan bagi orang-orang percaya, di sini pada waktu Sodom dihakimi, pada saat yang sama orang-orang benar mendapatkan anugerah keselamatan dari Tuhan. Demikian juga di atas kayu salib, salib adalah satu tanda penghakiman Tuhan sudah hadir di tengah-tengah manusia, Tuhan sudah menghakimi semua dosa manusia, pada saat yang sama ada anugerah yang diberikan bagi mereka yang sudah ditentukan untuk selamat. Abraham tidak pernah membayangkan hal ini, doa daripada Abraham adalah satu doa yang terlalu besar, kalau Tuhan hanya melakukan apa yang kita doakan, semua orang benar di kota Sodom itu harus mati. Tetapi doa Abraham ini adalah doa yang tidak sempurna, Tuhan menyempurnakan doa Abraham, melakukan sesuatu yang jauh melebihi doanya yaitu Tuhan menyelamatkan sekelompok orang benar, diluar dari permintaan Abraham. Tidak salah allkitab katakan bahwa Tuhan kita terus berdoa syafaat bagi kita dan Roh Kudus berdoa dengan perkataan yang kita tidak bisa ucapkan, kita tidak mengerti bagaimana berdoa, doa kita adalah doa yang masih kekanak-kanakan dihadapan Tuhan, tetapi Tuhan menyempurnakan semua doa-doa kita.
Hal ketiga yang bisa kita pelajari, Tuhan kita adalah Tuhan yang panjang sabar, a long suffering God, sebenarnya dalam kesabaran Tuhan, Dia sedang membiarkan diriNya itu penuh dengan satu hal yang menyakitkan. He is a long suffering God bukan karena Dia adalah Tuhan yang eternal, He is a long suffering God karena Dia adalah Tuhan yang terus menahan diri untuk execute judgement daripada Dia. Orang di sini sudah demikian lama berdosa dan Tuhan masih membiarkan mereka sampai saatnya Tuhan menghakimi mereka. Coba kita lihat ayat 21, ayat ini bukan mau mengatakan bahwa Tuhan tidak tahu apa yang dilakukan oleh orang Sodom dan Dia perlu menyaksikan apa yang orang Sodom lakukan baru kemudian Dia mau menghukum mereka, bukan itu maksudnya, karena dalam ayat 17 sudah dikatakan Dia tahu dan sudah menetapkan apa yang harus Dia lakukan, banyak komentator skip ayat ini. Calvin dalam khotbatnya mengatakan bahwa ayat 21 ini sedang menceritakan the long suffering of God, di dalam hal ini Tuhan masih delay the judgement dan Dia membiarkan diriNya mengalami sendiri apa yang terjadi di kota Sodom tersebut.
Hal keempat yang bisa kita pelajari, Dia adalah Tuhan yang suka menceritakan isi hatiNya kepada umatNya (ayat 17, 18), dalam ayat yang sudah kita baca ini, apa hubunganya janji Tuhan dengan fakta Tuhan ingin mengatakan kepada Abraham apa yang ingin Dia lakukan? Abraham harus tahu mengenai penghakiman Tuhan, kalau Abraham adalah seseorang yang sudah dipilih untuk menjalankan karunia keselamatan dari Tuhan, maka Abraham harus tahu sendiri bahwa Tuhan adalah Tuhan yang adil, yang menghakimi segala kejahatan, baru dia bisa mengerti konteks dari karunia keselamatan dari Tuhan tersebut. Dalam alkitab banyak dikatakan bahwa Abraham adalah kawan daripada Tuhan, Dia menceritakan isi hati Dia (dalam Amos 3:7), seringkali kita bertanya, bagaimana kita bisa tahu kehendak Tuhan? Serigkali kita tidak jujur dalam pertanyaan tersebut? Mungkin kita sudah tahu kehendak Tuhan, tetapi kita tidak mau menerima hal itu, akhirnya kita terus mencari-cari kehendak Tuhan yang sesuai dengan kehendakku. Padahal faktaknya adalah Dia jauh lebih mau menceritakan mengenai kehendak Dia daripada kita yang seringkali mau belajar mengenal kehendak Dia.
Karena kita adalah orang yang sudah ditebus oleh Tuhan dan keberadaan kita dalam dunia ini harus memberikan dampak bagi orang-orang disekitar kita, karena Tuhan ingin menyatakan shalom melalui keberadaan kita dan dalam hidup kita pasti kita banyak mengalami pergumulan, tidak ada pergumulan, ketidakadilan yang tidak diselesaikan oleh Tuhan, Dia peduli kepada kita bahkan Dia menganggap kita adalah kawanNya dan Dia mati bagi kita, kiranya ini menguatkan semua umat Tuhan. Amin.
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (AS)
Gereja Reformed Injili Indonesia Jemaat Kelapa Gading
